Kamis, 07 Desember 2017

Berawal dari istriku, kemudian diriku (part 6)

"Sekarang kita akan pergi ke hotel," Kata steve. Aku tidak paham apa yang dia maksud, tetapi aku langsung memakai kembali gaun pink yang diberikan istriku di klinik. Pria berotot itu kembali menyeretku ke dalam mobil. Aku sedikit lega, karena mereka tidak memintaku melakukan sesuatu yang memalukan lagi. Peristiwa hari ini sungguh membuatku lelah. Ketika aku duduk di kursi mobil, aku langsung tertidur. Setelah aku mendapat tubuh wanita, dipaksa memakai dildo dan meminum setoples sperma, aku sungguh kelelahan, lelah fisik dan mental.

Beberapa menit kemudian, kami tiba di hotel. Steve menyewa kamar di lantai enam. Setelah kami memasuki kamar, steve meminta istriku untuk melepas semua bajunya kecuali celana dalamnya. dan dia menurut.

"Sekarang pergilah ke lantai bawah dan katakan pada pelayan bahwa kau tak sengaja mengunci pintu dan mintalah padanya untuk membantumu membuka pintu," Perintah steve pada istriku. Sarah keluar dari ruangan hanya menggunakan celana dalam. Sejujurnya ada rasa puas dalam diriku setelah akhirnya melihat istriku juga dipermalukan. "AKhirnya hidupku berubah" pikirku.

Beberapa menit kemudian, aku mendengar pelayan di depan pintu. dan pelayan itu membuka pintu.

"Pintunya terbuka, ini bahkan tidak terkunci," Kata pelayan itu

Steve berkata pada pelayan, "Oh maafkan aku, wanita ini sungguh mesum dan jalang dia sepertinya hanya ingin mempermainkanmu. Dia akan membayar kebodohan yang telah dia lakukan. Sekarang bayarlah"

Istriku kemudian mendekati pelayan itu dan mencium bibirnya. Dia kemudian duduk berlutut dan membuka resleting pelayang tersebut lalu mengelurakan penisnya dan menghisapnya. Beberapa menit kemudian, spermanya keluar dan sarah menelan semuanya. Dia menjilat penis pelayan itu sampai bersih sebelum menutup kembali resletingnya.

"Apakah bayarannya cukup untuk menebus waktumu?" tanya steve

"Ya pak," jawab pelayan itu sambil tersenyum. lalu pergi keluar kamar.

lalu Steve melihat ke arahku, "Sekarang giliranmu"

"apa? pelayan itu sudah tau kalau pintunya tidak terkunci, kumohon, jangan membuatku melakukan ini"

"kau ingin kembali ke klinik?" tanya steve

"tidak" aku menjawab dengan lemas

"kalau begitu, lakukanlah" kata steve "ngomong ngomong, kalau pelayan itu tidak suka dengan pelayananmu, kita akan pergi ke klinik ya"

Aku segera melepas seluruh pakaianku kecuali celana dalam. Aku terkejut ketika menyadari tidak terlihat tanda tanda kejantananku. celana dalamku terlihat benar benar datar seolah aku memiliki vagina. Sepertinya ini akibat dari hormon wanita yang kuterima sehingga penisku mengecil.

Aku kemudian menuju ke lobby. seseorang mungkin melihatku dengan pakaian seperti ini, pikirku. jantungku berdetak sangat keras, rasanya seperti akan terkena serangan jantung. Ini pertama kalinya aku hampir telanjang di depan umum. Untungnya, tidak ada siapa siapa, aku langsung menuju ke lift dan payudaraku terasa bergoncang ketika aku jalan. Aku menekan tombol untuk ke lobby utama. AKu berharap tidak ada yang melihatku hanya menggunakan celana dalam merah muda.

tiba tiba lift berhenti di lantai lima, dan ada seorang pria yang masuk ke lift. DIa terkejut, dia terlihat malu melihatku hanya menggunakan celana dalam, akhirnya dia hanya berdiri di pojok tanpa melihatku setelah menekan tombol lift. Aku beruntung pria ini tidak melakukan hal yang macam macam. Ketika lift bergerak turun, hanya ada kesunyian antara kami berdua di dalam lift. Aku merasa makin malu jika memikirkan bahwa pria ini pasti membayangkanku.

TIdak ada siapapun di lobby utama kecuali sepasang orang tua dan dua pelayan. Pelayan yang tadi masuk ke kamarku mengatakan pada temannya tentang kejadian sebelumnya. Lalu aku berjalan menghampirinya.

"Maaf, aku tidak sengaja mengunci pintu kamarku, dapatkah kau membantuku membukakannya?" kataku

"Ya aku bisa" kata kedua pelayan itu dengan kompak dan akhirnya mereka berebut untuk membantuku.

"Kau sudah merasakan sebelumnya, sekarang berikan yang ini padaku lah" kata satu pelayan

"Aku sudah bekerja disini lebih lama, aku lebih memiliki prioritas," Kata yang satunya lagi.

Aku melihat ke arah pasangan tua dan melihat sang kakek tersenyum ke arahku. Dan aku melihat sang nenek melihatku dengan jijik. "Makin banyak orang datang ke lobby" pikirku. Aku harus segera pergi dari sini secepat mungkin, dan dua orang idiot ini masih saja berdebat.

"Kalian berdua bisa membantuku keatas," kataku

Mereka terlihat sangat senang mendengar tawaranku dan mengikutiku ke arah lift. Kali ini tidak ada siapapun di lift kecuali kami bertiga.

"Kau sangat nakal" kata pelayan kepadaku

Tentu saja aku langsung terlihat nakal oleh semua orang dan aku tidak dapat melakukan apapun. Aku hanya mengabaikannya. Lalu kami segera berjalan ke kamar.

Ketika kami masuk kamar, steve terkejut.

"Dua orang?" tanya steve

"Nyonya ini meminta kami berdua untuk membantunya," jawab pelayan

Steve melihat ke arahku dan tersenyum. Aku memalingkan wajahku karena malu. Dua orang idiot ini membuatku terlihat seperti benar benar menikmati hal ini.

Aku tau aku harus menyelamatkan penisku. Jadi tanpa menunggu perintah, aku langsung menuju pelayan yang tadi menemui istriku dan kucium bibirnya. Lidahnya menjulur ke mulutku. Aku ingin menghindar tetapi ingat perintah steve untuk dapat memuaskan pelayan itu. Akhirnya aku merespon dan lidah kami saling bertemu. tangannya meremas payudaraku. Pelayan yang lain menuju belakangku dan meremas pantatku. Meskipun aku tidak menyukainya, aku merasa nikmat karena payudara dan pantatku diremas oleh tangan yang maskulin. Akupun mendesah kenikmatan.

Aku benar benar terangsang! Aku takut tangan pria pria ini akan benar benar membuatku ejakulasi. Bagaimana aku dapat menerima hidupku, jika sampai aku merasakan kenikmatan seksual yang berasal dari dua orang pria. Aku harus bertindak cepat untuk mengakhiri ini. Hanya ada satu cara agar dua idiot ini berhenti meremasku. Aaku harus membuat mereka segera mengeluarkan sperma.

Aku berlutut dan membuka resleting pria yang baru saja berhubungan dengan istriku. AKu mengelurakan penisnya dan memijatnya dengan tangan kananku. Rasanya memalukan, aku memegang penis seorang pria yang baru saja dihisap oleh istriku. Aku berbagi penis dengan istriku. Tanpa tunggu lama, aku memegang penis pelayan satunya di tangan kiriku. Aku telah mengocok kedua penis itu sekitar dua menit, tapi belum ada sperma yang keluar. Aku tau aku harus menghisap penis itu demi menyelamatkan penisku sendiri.

Aku mulai memegang penis itu dan menghisap keduanya secara bergantian. Aku menjilat dan menghisap kedua penis itu. Pelayan pertama berukuran lebih besar dan rasanya lebih asin. Jika aku menghisap penis itu lagi, aku dapat dengan cepat mengetahui penis milik siapa yang sedang kuhisap tanpa harus melihat. Dapat menghafalkan rasa penis di mulutku rasanya membuatku jijik pada diriku sendiri. Au berusaha keras membuat kedua pria ini masturbasi. Kuharap jika aku melakukan seperti yang diperintah steve, dia akan segera membebaskanku. AKhirnya sperma mereka keluar dan kutelan semua sampai habis sebelum kututup resleting celana mereka.

"Terima kasih tuan tuan telah berpartisipasi dalam permainan ini, angela" kata steve

Aku langsung paham bahwa angela adalah nama baruku.

"Kemampuanmu jauh lebih bagus dibanding perempuan yang tadi," kata pelayan yang dihisap oleh istriku

Sarah tertawa cukup keras dan pelayan itu terlihat bingung.

Steve melihat ke arahku dan berkata, "Dia lebih berpengalaman, coba katakan pada mereka betapa kau suka menghisap penis"

Aku ingin pelayan itu segera pergi. AKu tidak sanggup melihat ke mata mereka. AKu merasa tak berdaya. "AKu benar benar suka menghisap penis" Kataku malu malu. Karena telah puas, steve memerintah kedua pelayan untuk meninggalkan ruangan.

Setelah pelayan itu pergi, sarah mendekatiku dan memintaku mengajarinya cara menghisap penis yang baik. Aku melihat ke arah lain dengan sangat malu.

Steve mendekatiku dan memintaku untuk membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya. AKu melakukan seperti yang dia perintahkan. Aku tau kalau aku akan segera mengisap penis lagi hari ini. Dua pria berotot juga menawarkan penis mereka padaku. Tanpa diperintah, aku kembali berlutut dan menghisap penis steve. Kedua tanganku mengocok penis kedua pria berotot. Saat ini aku melayani tiga penis sekaligus. Ketika aku menghisap penis steve, sarah melihatku dengan senang. dia mengaku kalau dia mengamatiku untuk mempelajari teknik ku. Steve juga berkata kalau aku menghisap penis dengan sangat baik, bahkan dia menggodaku untuk membuat kelas untuk mengajarkan menghisap penis. "Aku akan menjadi murid pertamanya" Kata Sarah. Tiba tiba di pikiranku tergambar diriku berdiri di depan kelas yang dipenuhi wanita dan aku mengajarkan bagaimana cara memuaskan pria secara oral. Aku sangat malu.

Pikiranku terganggu dengan khayalan tadi, sehingga beberapa tetes sperma steve keluar dari mulutku. Ketika steve mengeluarkan penisnya dari mulutku, sarah mendekatiku dan mengusap sperma yang ada di wajahku dengan tangannya, lalu dia menyodorkan tangannya kedepan mulutku. Dengan dua tanganku yang masih memegang dua penis, aku menjilat sperma yang ada di tangan sarah. Kemudian menyusul kedua penis di tanganku juga mulai mengeluarkan sperma, dengan sigap aku langsung meminumnya tanpa sisa, dan aku menjilat seluruh sperma yang menempel ke tanganku hingga bersih.

"Kau gadis yang baik" kata steve. "Karena prilakumu yang baik, aku akan memaafkanmu setelah menghinaku dan teman temanku. Tetapi kau juga pernah menghina sarah istrimu. Kau menyebutnya pelacur jalang. Karena itu dia membuatmu menjadi pelacur juga."

Steve membiarkan istriku memilih apa yang akan dia lakukan padaku. Jika dia mau, dia bisa mengakhiri siksaan yang kuterima. Tapi mengingat segala penghianatan yang telah dia lakukan padaku, bisa saja dia membuatku kehilangan penisku. Aku menatap sarah dengan wajah ketakutan, tetapi dia tidak mengatakan apapun.

"Kumohon maafkan aku sarah" aku berkata pada istriku "Aku mencintaimu"

Dia kemudian mendekati steve dan menanyakan padanya "apa yang dapat membuatmu senang?"

"Kau tau apa yang membuatku senang sayang" kata steve pada istriku

"Kumohon" kataku sambil menangis

Dia berpikir sejenak, lalu berkata, "dia bukanlah seorang pria. Dia sepertinya sudah menikmati menjadi perempuan, dan aku dari dulu menginginkan seorang adik perempuan. Ubah dia menjadi pelacur jalang"

Steve tersenyum menyetujui. Aku berteriak dan berlari keluar kamar. Tetapi kedua pria berotot itu berhasil menangkapku dan salah satu dari mereka menyuntikku dengan obat tidur dan membuatku tak sadarkan diri.

1 komentar:

  1. Terima kasih telah melanjutkan cerita nya
    Cerita nya makin lama tambah seru jd gk sabar menunggu kelanjutan nya

    BalasHapus