Kamis, 09 November 2017

Berawal dari istriku, kemudian diriku (part 3)

"Siapa? Aku?" Tanyaku.

Steve memukul perutku. "Mulai sekarang, turuti perintahku tanpa banyak omong, mengerti?"

Aku mengangguk. Ini gila. Tetapi memakai celana dalam sarah jauh lebih baik dibanding harus merasakan pukulan lagi. Meskipun sekarang aku benar benar kehilangan segala kehormatanku sebagai laki-laki. Diriku yang dulu tidak akan pernah memakai celana dalam wanita. Aku memakai celana dalam bermotif bunga itu, aku merasa lucu dan wajahku memerah.

"Pakai bra nya dan juga seragam maid itu," Kata Steve.

Kali ini aku menurutinya tanpa berkata apapun. Menggunakan dan mempermalukan istriku tidaklah cukup bagi bajingan ini, mereka ingin mempermalukanku juga. Aku sangat marah kali ini. Aku mulai memikirkan berbagai cara untuk mengakhiri semua ini dan cara menghubungi polisi.

"Terlihat ada yang aneh" Kata steve "Tidak ada payudaranya, kita perlu melakukan sesuatu dengan dadanya nanti"

Aku tidak mengerti apa yang dia maksud, tetapi aku tidak berani bertanya apa-apa. Aku akan berakting seolah aku sudah menyerah, ketika mereka lengah, aku akan kabur dan balas dendam. Ya itu rencanaku.

"Pakai high heels itu."

Lagi-lagi aku hanya bisa menuruti perintahnya. Aku memakai high heels itu dan membuatku sulit berdiri. Melihatku kesulitan, Sarah membantuku untuk berjalan dan mengajariku cara beradaptasi dengan sepatu sialan ini. Dengan bantuan Sarah, aku menjadi cepat terbiasa dengan sepatu ini. Mereka terlihat terhibur. Istriku kemudian mengajariku gerakan-gerakan yang feminim. Aku merasa sangat malu dan marah sekaligus. Steve memerintahku untuk memperhatikan dan mempraktekkan semua yang diajarkan oleh Sarah atau dia akan memukuliku lagi. Aku menurut. Setelah beberapa jam mempraktekkan gerakan-gerakan feminim, Steve berkata kalau aku melakukannya dengan baik. Aku merasa lega.

"Sekarang perbaiki wajah pelacur ini" Steve memerintah istriku. Lalu sarah menuntunku ke meja rias dan merapikan alisku. Hal ini membuatku khawatir, karena ini permanen dan akan sulit disembunyikan nantinya. Tetapi ada dua pria besar di belakangku sehingga aku hanya bisa pasrah. Sarah mengajariku untuk memakai make up. Aku memakai foundation, lalu mascara, lipstick dan lainnya sesuai instruksi dari Sarah. Lalu aku mengoleskan cat kuku warna merah ke kuku tangan dan kakiku. Selanjutnya istriku mengatur rambutku yang panjang menjadi lebih feminim.

Steve menyodoriku sebuah dokumen dan memintaku menandatanganinya. Dia berkata kalau dokumen itu adalah kesepakatan kalau dia memiliki kebebasan untuk melakukan apapun padaku. Jika aku menolak menandatanganinya, orang orang itu akan memukuliku lagi, maka aku terpaksa menandatanganinya sebelum itu terjadi. Meskipun dokumen itu resmi, aku hanya perlu menceritakan pada polisi nanti apa yang sebenarnya terjadi.

"Hey jalang, berbaringlah dan bentangkan kakimu." Kata steve pada istriku. dan Sarah menurutinya. "Kau menyebut istrimu pelacur dan wanita jalang. Kini akan kutunjukkan betapa jalangnya istrimu. Kau berdirilah di pojok sana dan lihatlah istrimu baik baik"

Ketiga pria itu lalu melakukan gangbang pada istriku. Sarah terlihat sangan menikmatinya. Dia tidak pernah mendesah seperti itu ketika berhubungan seks denganku. Dan aku hanya berdiri disini memakai pakaian maid dan high heels melihatnya diperkosa tiga laki-laki tanpa dapat melawan sedikitpun, aku benar-benar banci.

Setelah mereka meng gangbang istriku, salah satu pria itu keluar ruangan dan mengambil wadah. wadah itu berisi sesuatu berwarna putih di dalamnya. Dia memberikan wadah itu pada sarah lalu meletakkannya di lantai. Sarah terlihat seperti akan pipis ke wadah itu. Tetapi ternyata bukan urin yang keluar, tetapi sperma tiga laki laki itu yang perlahan menetes dari vagina nya ke wadah itu. Setelah selesai, salah satu pria itu menutupnya dan membawanya kembali keluar ruangan.

Steve berkata, "Semoga kau menikmati pertunjukannya." Kemudian steve terlihat berbisik pada mereka.

"Ayo," kata Steve. Lalu kedua orang berotot itu memegangku dan menarikku keluar ruangan. Kemudian mereka menyeretku ke pintu depan. Kukira mereka akan mengusirku.

"Mana pakaianku?" Kataku.

Mereka tidak mempedulikan omonganku dan terus menyeretku keluar rumah.

'Setidaknya aku akan bebas, dan aku akan menuju kantor polisi' Pikirku 'Tidak, aku harus ganti baju dulu baru menemui polisi'

Tetapi ketika diluar rumah, mereka tetap tidak melepaskanku. Dan mereka menyeretku masuk kedalam van di depan rumah. Beberapa menit kemudian, steve keluar dengan istriku. Dia duduk di depan kemudi, dan istriku di sebelahnya. Dia memakai minidress. Dia berkata pada teman temannya kalau janji sudah dibuat di klinik.

Perkataan steve membuatku takut. Apa maksudnya dengan klinik? Aku ingin protes tetapi perutku masih sakit karena pukulan. Mobilnya sudah berjalan sekitar satu mil lalu berhenti di depan bangunan warna putih. Kedua pria tadi menyeretku lagi memasuki gedung itu. Steve mengikuti dibelakangku dengan menggandeng sarah seperti sepasang kekasih.

Alat-alat di dalam gedung itu seperti di rumah sakit kecil. Aku melihat banyak alat alat operasi dan alat alat yang bisa digunakan untuk menyiksaku. Aku berlutut dan memohon "Steve, kumohon biarkan aku pergi, aku akan melakukan apapun"

seorang pria dengan pakaian putih datang dari ruang sebelah dan berkata "Tidak bisakah kalian diam?"

Steve berkata padaku "Diamlah, tidak akan sesuatu yang buruk terjadi padamu"

"Jadi ini pasiennya?" kata orang dengan pakaian putih tadi, "Lepaskan bajumu."

Aku menurutinya dengan senang hati. Bagiku lebih baik telanjang dibanding harus memakai pakaian wanita.

"Berbaringlah telungkup di kasur" Kata pria itu.

Sebelum aku bergerak, dua pria kekar itu mengangkatku dan meletakkanku di kasur dan menahanku. Aku telungkup dan tidak dapat melihat apa-apa. Aku memohon lagi agar mereka tidak menyiksaku. Kemudian aku merasakan suntikan di pantatku dan berangsur-angsur aku kehilangan kesadaranku. Awalnya aku lega karena mereka tidak akan menyiksaku, tetapi kemudian aku takut, apa yang akan mereka lakukan padaku? Sejujurnya aku takut diperkosa, lalu kesadaranku mulai hilang dan aku tidur nyenyak.

Ketika aku terbangun, aku merasa ada sesuatu yang tidak biasa di dadaku, rasanya lebih berat dari biasanya. AKu melihat ke bawah dan melihat dadaku yang besar! Aku kaget, mereka memberi payudara padaku! Yang lebih parah, dadaku sekarang lebih besar daripada istriku! Aku tidak tau lagi harus berbuat apa. Aku hanya menutup mataku dan berharap semua ini hanya mimpi. Tetapi ketika aku membuka mataku lagi, tidak ada yang berubah, masih ada payudara besar di dadaku. Akhirnya aku menggerakkan tanganku untuk meraba gundukan daging di dadaku ini, aku terkejut merasakan betapa sensitifnya dadaku sekarang. Puting di dadaku langsung mengeras setelah kusentuh. Aku makin frustasi.

Kemudian aku menyadari hal lain. Suaraku berubah! Suaraku sekarang menjadi lebih tinggi dan feminim layaknya seorang perempuan. Aku langsung menggerakkan tanganku dan menutup mulutku, aku makin kaget ketika menyentuh bibirku dan merasakan kalau bibirku sekarang menjadi lebih berisi.

"Bibirmu sekarang sudah berbentuk sempurna untuk menghisap penis," Kata Steve sambil berjalan memasuki ruanganku.

"Kau berengsek," Kataku dengan suara baruku. Rasa takut muncul di pikiranku. Apa lagi yang mereka lakukan padaku? Lalu satu hal yang langsung kupikirkan, aku langsung memegang selangkanganku. Aku sedikit tenang merasakan penis dan testisku masih seperti semula. Setidaknya payudara ini masih bisa dihilangkan dengan operasi. Tapi aku tidak yakin dapat mengembalikan penis seperti semula jika sudah dipotong habis.

"Kau akan segera pulih dalam seminggu," Kata steve. "Dokter memberimu payudara, dan mengencangkan pantatmu menjadi lebih seksi, mengubah nada suaramu dan sedikit perubahan pada wajahmu menjadi lebih feminim." "Ditambah lagi ada dua kapsul khusus yang diletakkan di dalam tubuhmu untuk memproduksi hormon perempuan dalam skala besar seumur hidupmu."

Aku takut.

"Aku tau apa yang kau pikirkan sekarang," Kata steve lagi. "Bagaimana aku membayar semua ini?" "Jangan takut, aku meminjamkan semua biayanya" "Kau akan segera membayarnya setelah rumahmu terjual, karena kau tidak membutuhkannya lagi." "Kau dan istrimu akan menjadi mainan bagi kelompokku dan akan hidup seterusnya di markas kami." "Menyenangkan bukan?"

Segala ucapan yang keluar dari mulutnya membuatku takut, aku tidak bisa melakukan apapun kecuali menangis.

Dua pria berotot dan Sarah istriku datang memasuki ruanganku. Salah satu pria itu mendekatiku dan memukulku.

"Berterimakasihlah," Kata Steve
"Apa?" Kataku
"Berterimakasihlah padaku karena telah memberimu kehidupan yang baru, atau kau mau mendapat sedikit hukuman lagi?"

Aku terpaksa mengatakan terimakasih atas apa yang telah mereka lakukan padaku/

"Ngomong-ngomong, aku masih mengijinkanmu memiliki testis dan penis kecilmu itu untuk sekarang," Kata Steve,  "Tetapi jika kau tidak menuruti apa yang kuperintahkan, maka kau akan kembali ke klinik ini, mengerti?"

Aku hanya mengangguk dengan ketakutan.

Istriku membantuku bangkit dari kasur. Aku sangat lemas. TUbuh baruku terasa aneh bagiku. Sarah menuntunku ke kamar mandi dan memintaku untuk berendam. Aku menyadari bahwa tidak ada lagi rambut di badanku, mungkin efek dari hormon yang mereka berikan. Setelah selesai, istriku memintaku untuk memakai sepasang bra dan celana dalam merah muda dan aku hanya bisa menurut tanpa mengeluh. Kemudian aku diminta untuk memakai make up. Aku memakai make up tanpa dibantu. Akhirnya istriku merapikan rambutku. Flash back ke beberapa bulan yang lalu, aku memiliki istri dan pekerjaan terhebat di dunia. Tetapi sekarang...

1 komentar:

  1. Terima kasih ya telah update cerita nya lagi
    Membuat q jd berimajinasi seandai nya itu q , wah gk sabar melihat kelanjutan nya

    BalasHapus