Aku terbangun di sebuah kasur di rumah. Aku sendirian di kamar. Aku tidak memakai apapun. Hal pertama yang kupikirkan adalah penis dan testisku. Aku berusaha melihat ke bagian bawah perutku, namun dadaku menutupi pandanganku. Aku mencoba berdiri, tetapi ternyata aku diikat di kasur. Tali yang mengikat tanganku cukup panjang sehingga aku dapat menggerakkan tanganku, sehingga aku dapat menyentuh bangian selangkanganku. Aku tidak dapat menemukan penis ataupun tesits. Dan aku merasakan sebuah vagina! Aku tidak percaya, dan aku memasukkan jariku kedalamnya. Dan jariku dengan mudah masuk kedalam vagina baru milikku.
Tiba tiba pintu terbuka. Steve dan istriku masuk ke kamar.
"Kulihat lihat sepertinya kau sudah tidak sabar bermain dengan vagina barumu ya," kata steve
"Bagaimana perasaanmu angela?" tanya istriku
"Menurutmu bagaimana? kau pelacur berengsek, kau memberiku vagina!" kataku
Steve tertawa ke arahku. "Ya kau sekarang juga seorang pelacur, meskipun masih perawan, setidaknya hingga beberapa saat lagi"
Aku memohon pada steve dan istriku untuk tidak melakukannya. tetapi mereka hanya tertawa.
Istriku melepaskan ikatan pada tubuhku. Mungkin mereka berubah pikiran. Mungkin mereka akan membiarkanku untuk pergi. Mereka membawaku ke ruang tengah. Harapanku tumbuh. Di ruang tengah terdapat sekitar dua puluh pria. Mereka semua sedan melihat videoku bermain dengan dildo dan majalah dewasa.
"angela, Lihatlah seluruh tuan tuan pengunjung ini" kata steve "kau bilang istrimu pelacur jalang? memang benar. Faktanya memang aku membuat istrimu menjadi jalang. Tetapi aku juga memutuskan untuk membuatmu menjadi pelacur yang jauh lebih jalang daripada istrimu. Kau akan melakukan hal yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Kau akan berhubungan seks dengan seluruh pengunjung ini sekaligus!"
Aku berteriak dan memberontak. Tetapi terlalu banyak pria. Mereka menahanku. Tangan tangan mereka yang besar memegang seluruh bagian tubuhku. Dada dan pantatku diremas, anus dan vaginaku dimasuki oleh jari. meskipun jiwaku sangat menolak, tetapi tubuhku dipenuhi oleh kenikmatan. Disela sela teriakan ku kenikmatan, aku meminta mereka untuk berhenti. Tiba tiba mereka benar benar berhenti. Aku melihat ke arah mereka dengan penuh harapan, ternyata harapan itu tidak berlangsung lama.
"Aku duluan," Kata steve. Pria pria itu menahanku sambil menunggu steve melepas pakaian. DIa mendekatiku dengan penisnya yang siap memasuki lubang di tubuhku. Dia mulai memasukkan secara perlahan kepala penisnya ke vagina baruku. Rasanya sedikit sakit. Kemudian dia memasukkan seluruh penisnya ke vagina ku. Aku memiliki vagina dan kini ada penis yang memasukinya. Istriku benar, steve memiliki penis yang luar biasa. Dia mulai memainkan penisnya. Dia pria pertama yang berhubungan seksual denganku sebagai wanita. Rasanya sangat nikmat, aku merasakan orgasme pertama sebagai wanita bersama steve. Aku menangis karena nikmat, tangisanku ini lebih keras dari sebelunya. Kemudian steve mengeluarkan penisnya dari vaginaku. Sebagian dari diriku senang karena akhirnya selesai, namun sebagian dari diriku masih menginginkannya. Aku sekarang mengerti kenapa sarah sangat menuruti segala perintah steve. Dia benar benar pria luar biasa. Sebagian dari diriku menginginkan untuk menjadi submissive dan ingin memenuhi segala yang diinginkan oleh steve.
Kemudian dua pria berotot yang sudah familiar denganku mulai memasukkan satu penis ke vaginaku dan satu lagi ke mulutku. Merasakan double penetrasi dengan dua pria ini rasanya luar biasa, tetapi sebagian dari diriku masih memberontak. Aku masih merasakan orgasme tapi tidak sehebat dengan steve. setelah kedua orang itu mengeluarkan spermanya kedalam tubuhku, aku berharap kepada semua orang agar menghentikan semua ini. aku bahkan memohon pada istriku juga. tetapi semua ini tetap berjalan.
Setiap lubang di tubuhku mulai dimasuki penis secara bersamaan. bahkan kedua tanganku juga melayani penis. pertama tama memang aku melawan, namun lama kelamaan aku kembali merasakan kenikamatan. diluar rasa malu yang kurasakan, aku mulai merasa enjoy dan terbiasa dengan semua ini. Aku orgasme lagi dan lagi. sebagian dari diriku benar benar marah atas apa yang terjadi pada tubuhku. tetapi jiwaku yang dulu mulai hilang, sekarang yang tersisa hanyalah seorang pelacur yang menuruti segala perintah. Aku mulai bersedia melakukan apapun untuk memuaskan pria. Aku selalu berusaha semaksimal mungkin untuk membuat pria onani. Ketika ada penis yang sudah mengeluarkan sperma, maka akan digantikan dengan penis yang lain, dan terus berlanjut. Penis demi penis memasuki lubang di tubuhku hingga aku mulai ketagihan dan meminta lagi dan lagi. Semua ini berlanjut hingga beberapa jam hingga setiap pria ejakulasi sekitar dua sampai tiga kali, entah berapa banyak sperma yang memasuki tubuhku hari ini. Setelah selesai aku tergeletak di sofa karena lemas.
Istriku bertanya padaku, "Apa kau menikmatinya, angela?"
aku menjawab dengan setulus hati, "ya, terimakasih sarah telah membuatku menjadi seperti ini."
Kumpulan fiksi caption kisah transgender atau kisah crossdress Indonesia. Request bisa ke manusiabiasa07@gmail.com karya tanpa copyright jadi silahkan mengcopy, repost, ataupun memodifikasi seluruh karya yang ada disini :)
Kamis, 14 Desember 2017
Kamis, 07 Desember 2017
Berawal dari istriku, kemudian diriku (part 6)
"Sekarang kita akan pergi ke hotel," Kata steve. Aku tidak paham apa yang dia maksud, tetapi aku langsung memakai kembali gaun pink yang diberikan istriku di klinik. Pria berotot itu kembali menyeretku ke dalam mobil. Aku sedikit lega, karena mereka tidak memintaku melakukan sesuatu yang memalukan lagi. Peristiwa hari ini sungguh membuatku lelah. Ketika aku duduk di kursi mobil, aku langsung tertidur. Setelah aku mendapat tubuh wanita, dipaksa memakai dildo dan meminum setoples sperma, aku sungguh kelelahan, lelah fisik dan mental.
Beberapa menit kemudian, kami tiba di hotel. Steve menyewa kamar di lantai enam. Setelah kami memasuki kamar, steve meminta istriku untuk melepas semua bajunya kecuali celana dalamnya. dan dia menurut.
"Sekarang pergilah ke lantai bawah dan katakan pada pelayan bahwa kau tak sengaja mengunci pintu dan mintalah padanya untuk membantumu membuka pintu," Perintah steve pada istriku. Sarah keluar dari ruangan hanya menggunakan celana dalam. Sejujurnya ada rasa puas dalam diriku setelah akhirnya melihat istriku juga dipermalukan. "AKhirnya hidupku berubah" pikirku.
Beberapa menit kemudian, aku mendengar pelayan di depan pintu. dan pelayan itu membuka pintu.
"Pintunya terbuka, ini bahkan tidak terkunci," Kata pelayan itu
Steve berkata pada pelayan, "Oh maafkan aku, wanita ini sungguh mesum dan jalang dia sepertinya hanya ingin mempermainkanmu. Dia akan membayar kebodohan yang telah dia lakukan. Sekarang bayarlah"
Istriku kemudian mendekati pelayan itu dan mencium bibirnya. Dia kemudian duduk berlutut dan membuka resleting pelayang tersebut lalu mengelurakan penisnya dan menghisapnya. Beberapa menit kemudian, spermanya keluar dan sarah menelan semuanya. Dia menjilat penis pelayan itu sampai bersih sebelum menutup kembali resletingnya.
"Apakah bayarannya cukup untuk menebus waktumu?" tanya steve
"Ya pak," jawab pelayan itu sambil tersenyum. lalu pergi keluar kamar.
lalu Steve melihat ke arahku, "Sekarang giliranmu"
"apa? pelayan itu sudah tau kalau pintunya tidak terkunci, kumohon, jangan membuatku melakukan ini"
"kau ingin kembali ke klinik?" tanya steve
"tidak" aku menjawab dengan lemas
"kalau begitu, lakukanlah" kata steve "ngomong ngomong, kalau pelayan itu tidak suka dengan pelayananmu, kita akan pergi ke klinik ya"
Aku segera melepas seluruh pakaianku kecuali celana dalam. Aku terkejut ketika menyadari tidak terlihat tanda tanda kejantananku. celana dalamku terlihat benar benar datar seolah aku memiliki vagina. Sepertinya ini akibat dari hormon wanita yang kuterima sehingga penisku mengecil.
Aku kemudian menuju ke lobby. seseorang mungkin melihatku dengan pakaian seperti ini, pikirku. jantungku berdetak sangat keras, rasanya seperti akan terkena serangan jantung. Ini pertama kalinya aku hampir telanjang di depan umum. Untungnya, tidak ada siapa siapa, aku langsung menuju ke lift dan payudaraku terasa bergoncang ketika aku jalan. Aku menekan tombol untuk ke lobby utama. AKu berharap tidak ada yang melihatku hanya menggunakan celana dalam merah muda.
tiba tiba lift berhenti di lantai lima, dan ada seorang pria yang masuk ke lift. DIa terkejut, dia terlihat malu melihatku hanya menggunakan celana dalam, akhirnya dia hanya berdiri di pojok tanpa melihatku setelah menekan tombol lift. Aku beruntung pria ini tidak melakukan hal yang macam macam. Ketika lift bergerak turun, hanya ada kesunyian antara kami berdua di dalam lift. Aku merasa makin malu jika memikirkan bahwa pria ini pasti membayangkanku.
TIdak ada siapapun di lobby utama kecuali sepasang orang tua dan dua pelayan. Pelayan yang tadi masuk ke kamarku mengatakan pada temannya tentang kejadian sebelumnya. Lalu aku berjalan menghampirinya.
"Maaf, aku tidak sengaja mengunci pintu kamarku, dapatkah kau membantuku membukakannya?" kataku
"Ya aku bisa" kata kedua pelayan itu dengan kompak dan akhirnya mereka berebut untuk membantuku.
"Kau sudah merasakan sebelumnya, sekarang berikan yang ini padaku lah" kata satu pelayan
"Aku sudah bekerja disini lebih lama, aku lebih memiliki prioritas," Kata yang satunya lagi.
Aku melihat ke arah pasangan tua dan melihat sang kakek tersenyum ke arahku. Dan aku melihat sang nenek melihatku dengan jijik. "Makin banyak orang datang ke lobby" pikirku. Aku harus segera pergi dari sini secepat mungkin, dan dua orang idiot ini masih saja berdebat.
"Kalian berdua bisa membantuku keatas," kataku
Mereka terlihat sangat senang mendengar tawaranku dan mengikutiku ke arah lift. Kali ini tidak ada siapapun di lift kecuali kami bertiga.
"Kau sangat nakal" kata pelayan kepadaku
Tentu saja aku langsung terlihat nakal oleh semua orang dan aku tidak dapat melakukan apapun. Aku hanya mengabaikannya. Lalu kami segera berjalan ke kamar.
Ketika kami masuk kamar, steve terkejut.
"Dua orang?" tanya steve
"Nyonya ini meminta kami berdua untuk membantunya," jawab pelayan
Steve melihat ke arahku dan tersenyum. Aku memalingkan wajahku karena malu. Dua orang idiot ini membuatku terlihat seperti benar benar menikmati hal ini.
Aku tau aku harus menyelamatkan penisku. Jadi tanpa menunggu perintah, aku langsung menuju pelayan yang tadi menemui istriku dan kucium bibirnya. Lidahnya menjulur ke mulutku. Aku ingin menghindar tetapi ingat perintah steve untuk dapat memuaskan pelayan itu. Akhirnya aku merespon dan lidah kami saling bertemu. tangannya meremas payudaraku. Pelayan yang lain menuju belakangku dan meremas pantatku. Meskipun aku tidak menyukainya, aku merasa nikmat karena payudara dan pantatku diremas oleh tangan yang maskulin. Akupun mendesah kenikmatan.
Aku benar benar terangsang! Aku takut tangan pria pria ini akan benar benar membuatku ejakulasi. Bagaimana aku dapat menerima hidupku, jika sampai aku merasakan kenikmatan seksual yang berasal dari dua orang pria. Aku harus bertindak cepat untuk mengakhiri ini. Hanya ada satu cara agar dua idiot ini berhenti meremasku. Aaku harus membuat mereka segera mengeluarkan sperma.
Aku berlutut dan membuka resleting pria yang baru saja berhubungan dengan istriku. AKu mengelurakan penisnya dan memijatnya dengan tangan kananku. Rasanya memalukan, aku memegang penis seorang pria yang baru saja dihisap oleh istriku. Aku berbagi penis dengan istriku. Tanpa tunggu lama, aku memegang penis pelayan satunya di tangan kiriku. Aku telah mengocok kedua penis itu sekitar dua menit, tapi belum ada sperma yang keluar. Aku tau aku harus menghisap penis itu demi menyelamatkan penisku sendiri.
Aku mulai memegang penis itu dan menghisap keduanya secara bergantian. Aku menjilat dan menghisap kedua penis itu. Pelayan pertama berukuran lebih besar dan rasanya lebih asin. Jika aku menghisap penis itu lagi, aku dapat dengan cepat mengetahui penis milik siapa yang sedang kuhisap tanpa harus melihat. Dapat menghafalkan rasa penis di mulutku rasanya membuatku jijik pada diriku sendiri. Au berusaha keras membuat kedua pria ini masturbasi. Kuharap jika aku melakukan seperti yang diperintah steve, dia akan segera membebaskanku. AKhirnya sperma mereka keluar dan kutelan semua sampai habis sebelum kututup resleting celana mereka.
"Terima kasih tuan tuan telah berpartisipasi dalam permainan ini, angela" kata steve
Aku langsung paham bahwa angela adalah nama baruku.
"Kemampuanmu jauh lebih bagus dibanding perempuan yang tadi," kata pelayan yang dihisap oleh istriku
Sarah tertawa cukup keras dan pelayan itu terlihat bingung.
Steve melihat ke arahku dan berkata, "Dia lebih berpengalaman, coba katakan pada mereka betapa kau suka menghisap penis"
Aku ingin pelayan itu segera pergi. AKu tidak sanggup melihat ke mata mereka. AKu merasa tak berdaya. "AKu benar benar suka menghisap penis" Kataku malu malu. Karena telah puas, steve memerintah kedua pelayan untuk meninggalkan ruangan.
Setelah pelayan itu pergi, sarah mendekatiku dan memintaku mengajarinya cara menghisap penis yang baik. Aku melihat ke arah lain dengan sangat malu.
Steve mendekatiku dan memintaku untuk membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya. AKu melakukan seperti yang dia perintahkan. Aku tau kalau aku akan segera mengisap penis lagi hari ini. Dua pria berotot juga menawarkan penis mereka padaku. Tanpa diperintah, aku kembali berlutut dan menghisap penis steve. Kedua tanganku mengocok penis kedua pria berotot. Saat ini aku melayani tiga penis sekaligus. Ketika aku menghisap penis steve, sarah melihatku dengan senang. dia mengaku kalau dia mengamatiku untuk mempelajari teknik ku. Steve juga berkata kalau aku menghisap penis dengan sangat baik, bahkan dia menggodaku untuk membuat kelas untuk mengajarkan menghisap penis. "Aku akan menjadi murid pertamanya" Kata Sarah. Tiba tiba di pikiranku tergambar diriku berdiri di depan kelas yang dipenuhi wanita dan aku mengajarkan bagaimana cara memuaskan pria secara oral. Aku sangat malu.
Pikiranku terganggu dengan khayalan tadi, sehingga beberapa tetes sperma steve keluar dari mulutku. Ketika steve mengeluarkan penisnya dari mulutku, sarah mendekatiku dan mengusap sperma yang ada di wajahku dengan tangannya, lalu dia menyodorkan tangannya kedepan mulutku. Dengan dua tanganku yang masih memegang dua penis, aku menjilat sperma yang ada di tangan sarah. Kemudian menyusul kedua penis di tanganku juga mulai mengeluarkan sperma, dengan sigap aku langsung meminumnya tanpa sisa, dan aku menjilat seluruh sperma yang menempel ke tanganku hingga bersih.
"Kau gadis yang baik" kata steve. "Karena prilakumu yang baik, aku akan memaafkanmu setelah menghinaku dan teman temanku. Tetapi kau juga pernah menghina sarah istrimu. Kau menyebutnya pelacur jalang. Karena itu dia membuatmu menjadi pelacur juga."
Steve membiarkan istriku memilih apa yang akan dia lakukan padaku. Jika dia mau, dia bisa mengakhiri siksaan yang kuterima. Tapi mengingat segala penghianatan yang telah dia lakukan padaku, bisa saja dia membuatku kehilangan penisku. Aku menatap sarah dengan wajah ketakutan, tetapi dia tidak mengatakan apapun.
"Kumohon maafkan aku sarah" aku berkata pada istriku "Aku mencintaimu"
Dia kemudian mendekati steve dan menanyakan padanya "apa yang dapat membuatmu senang?"
"Kau tau apa yang membuatku senang sayang" kata steve pada istriku
"Kumohon" kataku sambil menangis
Dia berpikir sejenak, lalu berkata, "dia bukanlah seorang pria. Dia sepertinya sudah menikmati menjadi perempuan, dan aku dari dulu menginginkan seorang adik perempuan. Ubah dia menjadi pelacur jalang"
Steve tersenyum menyetujui. Aku berteriak dan berlari keluar kamar. Tetapi kedua pria berotot itu berhasil menangkapku dan salah satu dari mereka menyuntikku dengan obat tidur dan membuatku tak sadarkan diri.
Beberapa menit kemudian, kami tiba di hotel. Steve menyewa kamar di lantai enam. Setelah kami memasuki kamar, steve meminta istriku untuk melepas semua bajunya kecuali celana dalamnya. dan dia menurut.
"Sekarang pergilah ke lantai bawah dan katakan pada pelayan bahwa kau tak sengaja mengunci pintu dan mintalah padanya untuk membantumu membuka pintu," Perintah steve pada istriku. Sarah keluar dari ruangan hanya menggunakan celana dalam. Sejujurnya ada rasa puas dalam diriku setelah akhirnya melihat istriku juga dipermalukan. "AKhirnya hidupku berubah" pikirku.
Beberapa menit kemudian, aku mendengar pelayan di depan pintu. dan pelayan itu membuka pintu.
"Pintunya terbuka, ini bahkan tidak terkunci," Kata pelayan itu
Steve berkata pada pelayan, "Oh maafkan aku, wanita ini sungguh mesum dan jalang dia sepertinya hanya ingin mempermainkanmu. Dia akan membayar kebodohan yang telah dia lakukan. Sekarang bayarlah"
Istriku kemudian mendekati pelayan itu dan mencium bibirnya. Dia kemudian duduk berlutut dan membuka resleting pelayang tersebut lalu mengelurakan penisnya dan menghisapnya. Beberapa menit kemudian, spermanya keluar dan sarah menelan semuanya. Dia menjilat penis pelayan itu sampai bersih sebelum menutup kembali resletingnya.
"Apakah bayarannya cukup untuk menebus waktumu?" tanya steve
"Ya pak," jawab pelayan itu sambil tersenyum. lalu pergi keluar kamar.
lalu Steve melihat ke arahku, "Sekarang giliranmu"
"apa? pelayan itu sudah tau kalau pintunya tidak terkunci, kumohon, jangan membuatku melakukan ini"
"kau ingin kembali ke klinik?" tanya steve
"tidak" aku menjawab dengan lemas
"kalau begitu, lakukanlah" kata steve "ngomong ngomong, kalau pelayan itu tidak suka dengan pelayananmu, kita akan pergi ke klinik ya"
Aku segera melepas seluruh pakaianku kecuali celana dalam. Aku terkejut ketika menyadari tidak terlihat tanda tanda kejantananku. celana dalamku terlihat benar benar datar seolah aku memiliki vagina. Sepertinya ini akibat dari hormon wanita yang kuterima sehingga penisku mengecil.
Aku kemudian menuju ke lobby. seseorang mungkin melihatku dengan pakaian seperti ini, pikirku. jantungku berdetak sangat keras, rasanya seperti akan terkena serangan jantung. Ini pertama kalinya aku hampir telanjang di depan umum. Untungnya, tidak ada siapa siapa, aku langsung menuju ke lift dan payudaraku terasa bergoncang ketika aku jalan. Aku menekan tombol untuk ke lobby utama. AKu berharap tidak ada yang melihatku hanya menggunakan celana dalam merah muda.
tiba tiba lift berhenti di lantai lima, dan ada seorang pria yang masuk ke lift. DIa terkejut, dia terlihat malu melihatku hanya menggunakan celana dalam, akhirnya dia hanya berdiri di pojok tanpa melihatku setelah menekan tombol lift. Aku beruntung pria ini tidak melakukan hal yang macam macam. Ketika lift bergerak turun, hanya ada kesunyian antara kami berdua di dalam lift. Aku merasa makin malu jika memikirkan bahwa pria ini pasti membayangkanku.
TIdak ada siapapun di lobby utama kecuali sepasang orang tua dan dua pelayan. Pelayan yang tadi masuk ke kamarku mengatakan pada temannya tentang kejadian sebelumnya. Lalu aku berjalan menghampirinya.
"Maaf, aku tidak sengaja mengunci pintu kamarku, dapatkah kau membantuku membukakannya?" kataku
"Ya aku bisa" kata kedua pelayan itu dengan kompak dan akhirnya mereka berebut untuk membantuku.
"Kau sudah merasakan sebelumnya, sekarang berikan yang ini padaku lah" kata satu pelayan
"Aku sudah bekerja disini lebih lama, aku lebih memiliki prioritas," Kata yang satunya lagi.
Aku melihat ke arah pasangan tua dan melihat sang kakek tersenyum ke arahku. Dan aku melihat sang nenek melihatku dengan jijik. "Makin banyak orang datang ke lobby" pikirku. Aku harus segera pergi dari sini secepat mungkin, dan dua orang idiot ini masih saja berdebat.
"Kalian berdua bisa membantuku keatas," kataku
Mereka terlihat sangat senang mendengar tawaranku dan mengikutiku ke arah lift. Kali ini tidak ada siapapun di lift kecuali kami bertiga.
"Kau sangat nakal" kata pelayan kepadaku
Tentu saja aku langsung terlihat nakal oleh semua orang dan aku tidak dapat melakukan apapun. Aku hanya mengabaikannya. Lalu kami segera berjalan ke kamar.
Ketika kami masuk kamar, steve terkejut.
"Dua orang?" tanya steve
"Nyonya ini meminta kami berdua untuk membantunya," jawab pelayan
Steve melihat ke arahku dan tersenyum. Aku memalingkan wajahku karena malu. Dua orang idiot ini membuatku terlihat seperti benar benar menikmati hal ini.
Aku tau aku harus menyelamatkan penisku. Jadi tanpa menunggu perintah, aku langsung menuju pelayan yang tadi menemui istriku dan kucium bibirnya. Lidahnya menjulur ke mulutku. Aku ingin menghindar tetapi ingat perintah steve untuk dapat memuaskan pelayan itu. Akhirnya aku merespon dan lidah kami saling bertemu. tangannya meremas payudaraku. Pelayan yang lain menuju belakangku dan meremas pantatku. Meskipun aku tidak menyukainya, aku merasa nikmat karena payudara dan pantatku diremas oleh tangan yang maskulin. Akupun mendesah kenikmatan.
Aku benar benar terangsang! Aku takut tangan pria pria ini akan benar benar membuatku ejakulasi. Bagaimana aku dapat menerima hidupku, jika sampai aku merasakan kenikmatan seksual yang berasal dari dua orang pria. Aku harus bertindak cepat untuk mengakhiri ini. Hanya ada satu cara agar dua idiot ini berhenti meremasku. Aaku harus membuat mereka segera mengeluarkan sperma.
Aku berlutut dan membuka resleting pria yang baru saja berhubungan dengan istriku. AKu mengelurakan penisnya dan memijatnya dengan tangan kananku. Rasanya memalukan, aku memegang penis seorang pria yang baru saja dihisap oleh istriku. Aku berbagi penis dengan istriku. Tanpa tunggu lama, aku memegang penis pelayan satunya di tangan kiriku. Aku telah mengocok kedua penis itu sekitar dua menit, tapi belum ada sperma yang keluar. Aku tau aku harus menghisap penis itu demi menyelamatkan penisku sendiri.
Aku mulai memegang penis itu dan menghisap keduanya secara bergantian. Aku menjilat dan menghisap kedua penis itu. Pelayan pertama berukuran lebih besar dan rasanya lebih asin. Jika aku menghisap penis itu lagi, aku dapat dengan cepat mengetahui penis milik siapa yang sedang kuhisap tanpa harus melihat. Dapat menghafalkan rasa penis di mulutku rasanya membuatku jijik pada diriku sendiri. Au berusaha keras membuat kedua pria ini masturbasi. Kuharap jika aku melakukan seperti yang diperintah steve, dia akan segera membebaskanku. AKhirnya sperma mereka keluar dan kutelan semua sampai habis sebelum kututup resleting celana mereka.
"Terima kasih tuan tuan telah berpartisipasi dalam permainan ini, angela" kata steve
Aku langsung paham bahwa angela adalah nama baruku.
"Kemampuanmu jauh lebih bagus dibanding perempuan yang tadi," kata pelayan yang dihisap oleh istriku
Sarah tertawa cukup keras dan pelayan itu terlihat bingung.
Steve melihat ke arahku dan berkata, "Dia lebih berpengalaman, coba katakan pada mereka betapa kau suka menghisap penis"
Aku ingin pelayan itu segera pergi. AKu tidak sanggup melihat ke mata mereka. AKu merasa tak berdaya. "AKu benar benar suka menghisap penis" Kataku malu malu. Karena telah puas, steve memerintah kedua pelayan untuk meninggalkan ruangan.
Setelah pelayan itu pergi, sarah mendekatiku dan memintaku mengajarinya cara menghisap penis yang baik. Aku melihat ke arah lain dengan sangat malu.
Steve mendekatiku dan memintaku untuk membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya. AKu melakukan seperti yang dia perintahkan. Aku tau kalau aku akan segera mengisap penis lagi hari ini. Dua pria berotot juga menawarkan penis mereka padaku. Tanpa diperintah, aku kembali berlutut dan menghisap penis steve. Kedua tanganku mengocok penis kedua pria berotot. Saat ini aku melayani tiga penis sekaligus. Ketika aku menghisap penis steve, sarah melihatku dengan senang. dia mengaku kalau dia mengamatiku untuk mempelajari teknik ku. Steve juga berkata kalau aku menghisap penis dengan sangat baik, bahkan dia menggodaku untuk membuat kelas untuk mengajarkan menghisap penis. "Aku akan menjadi murid pertamanya" Kata Sarah. Tiba tiba di pikiranku tergambar diriku berdiri di depan kelas yang dipenuhi wanita dan aku mengajarkan bagaimana cara memuaskan pria secara oral. Aku sangat malu.
Pikiranku terganggu dengan khayalan tadi, sehingga beberapa tetes sperma steve keluar dari mulutku. Ketika steve mengeluarkan penisnya dari mulutku, sarah mendekatiku dan mengusap sperma yang ada di wajahku dengan tangannya, lalu dia menyodorkan tangannya kedepan mulutku. Dengan dua tanganku yang masih memegang dua penis, aku menjilat sperma yang ada di tangan sarah. Kemudian menyusul kedua penis di tanganku juga mulai mengeluarkan sperma, dengan sigap aku langsung meminumnya tanpa sisa, dan aku menjilat seluruh sperma yang menempel ke tanganku hingga bersih.
"Kau gadis yang baik" kata steve. "Karena prilakumu yang baik, aku akan memaafkanmu setelah menghinaku dan teman temanku. Tetapi kau juga pernah menghina sarah istrimu. Kau menyebutnya pelacur jalang. Karena itu dia membuatmu menjadi pelacur juga."
Steve membiarkan istriku memilih apa yang akan dia lakukan padaku. Jika dia mau, dia bisa mengakhiri siksaan yang kuterima. Tapi mengingat segala penghianatan yang telah dia lakukan padaku, bisa saja dia membuatku kehilangan penisku. Aku menatap sarah dengan wajah ketakutan, tetapi dia tidak mengatakan apapun.
"Kumohon maafkan aku sarah" aku berkata pada istriku "Aku mencintaimu"
Dia kemudian mendekati steve dan menanyakan padanya "apa yang dapat membuatmu senang?"
"Kau tau apa yang membuatku senang sayang" kata steve pada istriku
"Kumohon" kataku sambil menangis
Dia berpikir sejenak, lalu berkata, "dia bukanlah seorang pria. Dia sepertinya sudah menikmati menjadi perempuan, dan aku dari dulu menginginkan seorang adik perempuan. Ubah dia menjadi pelacur jalang"
Steve tersenyum menyetujui. Aku berteriak dan berlari keluar kamar. Tetapi kedua pria berotot itu berhasil menangkapku dan salah satu dari mereka menyuntikku dengan obat tidur dan membuatku tak sadarkan diri.
Kamis, 23 November 2017
Berawal dari istriku, kemudian diriku (part 5)
Kami melanjutkan perjalanan menuju sebuah rumah dua lantai. Ketika memasuki rumah, salah satu pria berotot itu menyiapkan kamera. Dia mulai mengambil gambarku. Steve memintaku untuk melepas bajuku. "Kapankah mereka berakhir mempermalukanku" Pikirku. Aku kemudian melepaskan bajuku dengan cepat, tetapi steve memintaku untuk melepas bajuku dengan perlahan sambil melakukan gerakan strp tease ke arah kamera. Lagi lagi aku hanya bisa menurut. AKu benar benar malu. Tiga laki laki itu terlihat ereksi melihatku, dan yang terburuk adalah, istriku juga melihatku dipermalukan. AKu tau bahwa aku tidak akan pernah lagi dianggap sebagai pria dimatanya.
Setelah aku melepas seluruh pakaianku, steve memberiku majalah playgirl yang baru saja kubeli.
"Lihatlah majalah itu sambil meraba tubuhmu sendiri, terutama di bagian pribadimu" Perintah Steve
"Aku tidak bisa, kumohon, apakah masih belum cukup bagimu?" kataku memohon
"Kembali ke klinik?" Kata steve
"TIDAK!" Aku menjawab dan akhirnya menuruti perintah steve. Aku mulai meremas payudaraku sambil membalik halaman majalah. Aku merasa nikmat karena payudaraku yang sangat sensitif, namun merasakan ini sambil melihat foto pria telanjang membuatku merasa jijik. AKu ingin lari, aku melihat ke arah Sarah berharap ada pertolongan darinya, namun dia justru tersenyum ke arahku seolah menikmati.
Steve memberiku dildo dan menyuruhku menjilatnya. Aku kembali protes.
"Sepertinya dia menginginkan penis yang sungguhan" Kata salah satu pria berotot.
Karena tidak ingin merasakan penis sungguhan, aku mulai menjilat dildo itu. Aku kemudian diminta memasukkan dildo itu ke mulutku. Pria berotot itu terus mengarahkan kamera ke arahku. Hal yang membuatku takut yaitu menjadi bintang film dewasa sepertinya akan benar benar terjadi.
"Sekarang masukkan benda itu ke anusmu sedalam mungkin" Aku hanya bisa menurut. Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa aku harus melakukannya untuk menyelamatkan penisku. Rasanya sangat sakit.
"Lemaskan ototmu sayang," Kata Steve. Aku mencobanya dan ternyata cukup membantu. Tetapi masih sakit.
"Sekarang balik halaman majalahnya dan lanjutkan bermain dengan dildo itu" Sekali lagi aku menurutinya. Aku memasukkan dildo itu ke dalam anusku lagi dan lagi sambil memandang pria telanjang di majalah itu. Meskipun aku tidak menyukainya, aku mulai merasa terangsang karena bagian sensitifku terstimulus. Ditambah lagi dengan hormon wanita di tubuhku ini membuatku semakin merasa nikmat. Ini pertama kalinya aku merasa nikmat, kenikmatan yang muncul karena sebuah penis yang memasuki tubuhku, meskipun hanya penis tiruan. Aku tidak dapat menahan lagi hingga akhirnya aku mulai mendesah nikmat.
"Sepertinya dia menikmati dildo itu," Kata orang yang memegang kamera
"TIdak, dia menikmati foto pria telanjang di majalah," Kata pria berotot yang lain.
Mereka semua tertawa, termasuk istriku. aku ejakulasi karena dildo itu. John berbicara pada pria berotot yang ada di sebelahnya. Kemudian pria itu keluar ruangan lalu kembali sambil membawa satu toples penuh cairan sperma. Dia kemudian membuka tutupnya dan meletakkan di sebelahku.
"Sebenarnya aku menyimpan itu untuk istrimu, tetapi kurasa kau lebih pantas menerimanya, celupkan dildo itu ke dalamnya lalu masukkan kedalam mulutmu" Kata steve
"Tidak," Kataku. AKu tidak akan bisa menjilat sperma. Aku tidak akan pernah melakukannya.
Salah satu pria berotot tadi kemudian membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya. "Dia ingin meminumnya langsung dari sumber sepertinya"
"Kumohon jangan" Kataku
"Lakukan seperti yang kuperintah sekarang juga" Kata steve
Lalu aku melakukannya. Aku mencelupkan dildo itu kedalam cairan sperma dan menjilat cairan asin itu.
"Lihatlah ke arah kamera dan lakukan seolah kau menikmatinya" Perintah steve lagi
Aku tersenyum menggoda sambil mencelupkan dildo itu kemudian aku menjilatnya lagi sambil melihat ke arah kamera. Aku mengulanginya lagi sekitar tiga kali. Tiap kali aku melakukannya sambil menghadap kamera. Tiap kali juga aku menjadi terbiasa dengan rasa sperma.
"Sekarang minumlah seluruhnya yang ada di toples"
Aku benci karena tidak berdaya dihadapan pria pria itu, dan aku akhirnya meminum seluruh sperma itu. Aku bahkan menjilat toplesnya sampai tidak bersisa. Bahkan di film porno, aku tidak pernah melihat aksi se ekstrim itu. Aku bertingkah seperti pelacur kelas satu. Setelah semua yang kulakukan ini, ternyata masih belum selesai mereka mempermalukanku. Setelah tetes terakhir sperma telah habis, steve memiliki rencana baru untukku.
=====================================================================
Kira kira perlu dilanjutin gak ya ceritanya? hehe
Setelah aku melepas seluruh pakaianku, steve memberiku majalah playgirl yang baru saja kubeli.
"Lihatlah majalah itu sambil meraba tubuhmu sendiri, terutama di bagian pribadimu" Perintah Steve
"Aku tidak bisa, kumohon, apakah masih belum cukup bagimu?" kataku memohon
"Kembali ke klinik?" Kata steve
"TIDAK!" Aku menjawab dan akhirnya menuruti perintah steve. Aku mulai meremas payudaraku sambil membalik halaman majalah. Aku merasa nikmat karena payudaraku yang sangat sensitif, namun merasakan ini sambil melihat foto pria telanjang membuatku merasa jijik. AKu ingin lari, aku melihat ke arah Sarah berharap ada pertolongan darinya, namun dia justru tersenyum ke arahku seolah menikmati.
Steve memberiku dildo dan menyuruhku menjilatnya. Aku kembali protes.
"Sepertinya dia menginginkan penis yang sungguhan" Kata salah satu pria berotot.
Karena tidak ingin merasakan penis sungguhan, aku mulai menjilat dildo itu. Aku kemudian diminta memasukkan dildo itu ke mulutku. Pria berotot itu terus mengarahkan kamera ke arahku. Hal yang membuatku takut yaitu menjadi bintang film dewasa sepertinya akan benar benar terjadi.
"Sekarang masukkan benda itu ke anusmu sedalam mungkin" Aku hanya bisa menurut. Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa aku harus melakukannya untuk menyelamatkan penisku. Rasanya sangat sakit.
"Lemaskan ototmu sayang," Kata Steve. Aku mencobanya dan ternyata cukup membantu. Tetapi masih sakit.
"Sekarang balik halaman majalahnya dan lanjutkan bermain dengan dildo itu" Sekali lagi aku menurutinya. Aku memasukkan dildo itu ke dalam anusku lagi dan lagi sambil memandang pria telanjang di majalah itu. Meskipun aku tidak menyukainya, aku mulai merasa terangsang karena bagian sensitifku terstimulus. Ditambah lagi dengan hormon wanita di tubuhku ini membuatku semakin merasa nikmat. Ini pertama kalinya aku merasa nikmat, kenikmatan yang muncul karena sebuah penis yang memasuki tubuhku, meskipun hanya penis tiruan. Aku tidak dapat menahan lagi hingga akhirnya aku mulai mendesah nikmat.
"Sepertinya dia menikmati dildo itu," Kata orang yang memegang kamera
"TIdak, dia menikmati foto pria telanjang di majalah," Kata pria berotot yang lain.
Mereka semua tertawa, termasuk istriku. aku ejakulasi karena dildo itu. John berbicara pada pria berotot yang ada di sebelahnya. Kemudian pria itu keluar ruangan lalu kembali sambil membawa satu toples penuh cairan sperma. Dia kemudian membuka tutupnya dan meletakkan di sebelahku.
"Sebenarnya aku menyimpan itu untuk istrimu, tetapi kurasa kau lebih pantas menerimanya, celupkan dildo itu ke dalamnya lalu masukkan kedalam mulutmu" Kata steve
"Tidak," Kataku. AKu tidak akan bisa menjilat sperma. Aku tidak akan pernah melakukannya.
Salah satu pria berotot tadi kemudian membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya. "Dia ingin meminumnya langsung dari sumber sepertinya"
"Kumohon jangan" Kataku
"Lakukan seperti yang kuperintah sekarang juga" Kata steve
Lalu aku melakukannya. Aku mencelupkan dildo itu kedalam cairan sperma dan menjilat cairan asin itu.
"Lihatlah ke arah kamera dan lakukan seolah kau menikmatinya" Perintah steve lagi
Aku tersenyum menggoda sambil mencelupkan dildo itu kemudian aku menjilatnya lagi sambil melihat ke arah kamera. Aku mengulanginya lagi sekitar tiga kali. Tiap kali aku melakukannya sambil menghadap kamera. Tiap kali juga aku menjadi terbiasa dengan rasa sperma.
"Sekarang minumlah seluruhnya yang ada di toples"
Aku benci karena tidak berdaya dihadapan pria pria itu, dan aku akhirnya meminum seluruh sperma itu. Aku bahkan menjilat toplesnya sampai tidak bersisa. Bahkan di film porno, aku tidak pernah melihat aksi se ekstrim itu. Aku bertingkah seperti pelacur kelas satu. Setelah semua yang kulakukan ini, ternyata masih belum selesai mereka mempermalukanku. Setelah tetes terakhir sperma telah habis, steve memiliki rencana baru untukku.
=====================================================================
Kira kira perlu dilanjutin gak ya ceritanya? hehe
Kamis, 16 November 2017
Berawal dari istriku, kemudian diriku (part 4)
Istriku meninggalkanku sendiri di kamar mandi untuk beberapa saat, memberiku kesempatan untukku merenung. Beberapa bulan yang lalu, aku adalah seorang pria normal, sekarang aku memiliki dada dan pantat yang besar dan seksi yang dapat menarik perhatian setiap lelaki hanya dengan berjalan. Rambut hitam panjangku juga sangat feminim. Wajahku juga berubah, hidungku lebih kecil dan bibirku lebih berisi. Aku memiliki suara wanita dan tubuhku memproduksi hormon wanita dengan konstan. Aku tidak mengenali diriku lagi jika melihat cermin, yang kulihat hanyalah seorang wanita cantik. Hanya penis dan testisku saja yang dapat menunjukkan kalau aku adalah laki-laki.
Jika kalian melihatku, Aku terlihat seperti wanita biasa. Dan, Aku lebih cantik dari istriku sendiri! Diriku yang dulu tidak akan bisa mendapatkan gadis secantik diriku yang sekarang. Aku yang dulu hanya bisa menghayal tentang wanita cantik. Dulu, aku hanya bisa melihat gadis telanjang yang cantik dengan tubuh yang sempurna di film porno. Aku tidak pernah membayangkan untuk menjadi perempuan bahkan di imajinasi terliarku. Terutama menjadi wanita yang seksi. AKu menyadari bahwa dengan tubuhku yang sekarang, aku dapat menjadi bintang porno yang sensasional. Akan sangat mudah untuk menggoda seluruh pria yang ada. Hal hal tersebut membuatku menangis ketakutan. Aku bukan hanya bersedih, namun benar benar menangis. Aku merasa lebih baik mati. Tetapi apa yang telah dididik orangtuaku selama ini membuatku tidak dapat bunuh diri. AKu tau bunuh diri hanya akan membawaku ke penderitaan di neraka. Jadi aku tidak dapat membunuh diriku sendiri.
Beberapa menit kemudian, istriku kembali dan membawa gaun, pantyhose, dan heels. Dia memintaku untuk memperbaiki make up ku lagi dan aku melakukannya. Aku memakai pantyhose sesuai yang dia minta. Kemudian kupakai gaun pink dan sepatunya. Seminggu yang lalu, aku tidak pernah terbayang akan memakai pakaian perempuan, bahkan sekedar celana perempuan, dan sekarang inilah aku dengan gaun merah muda. Diriku yang sekarang benar benar memiliki tubuh wanita yang sempurna. Istiku kemudian memberiku sepasang anting anting, gelang dan kalung. Ini pertama kalinya aku menyadari bahwa telingaku sudah ditindik. Diriku yang dulu tidak pernah memakai perhiasan kecuali jam tangan. Tetapi sekarang sudah berbeda.
Ketika kami keluar dari kamar mandi, lelaki berotot itu melihatku dengan tersenyum. Bahkan aku melihat salah satu pria itu ereksi. Aku merasa jijik melihat selangkangannya yang tiba tiba menonjol.
"Aku tau kau memandang penis temanku kan?" Kata Steve "APa kau ingin merasakannya?"
"TIDAK!" Teriakku.
Steve tersenyum, "Kau kemarin menyebut istrimu pelacur jalang, sekarang aku memutuskan untuk membuatmu menjadi pelacur jalang juga"
AKu takut dengan apa yang dia katakan. Apa dia berniat membuatku menghisap penis pria berotot itu? Atau lebih buruk lagi dia berniat memotong penisku. AKu rela melakukan apapun demi mempertahankan penisku.
"Kumohon jangan potong penisku."
"Itu tergantung perilakumu, waktunya pergi" Kata Steve
Dua pria berotot menyeretku ke mobil. Rasanya aneh berjalan dengan tubuh baruku ini, dada dan pantatku terasa memantul. Sarah duduk di kursi depan disamping Steve yang menyetir mobil.
Setelah beberapa menit berjalan, kami sampai di sebuah toko dewasa yang biasa kudatangi di jam makan siang ketika kerja. Steve menoleh ke arahku dan memberiku uang.
"Pergilah ke toko itu, dan beli dildo paling besar dan majalah playgirl," Kata Steve
Aku tidak percaya dia memintaku melakukan itu. Itu berlebihan. "Aku tidak bisa," Kataku ketakutan "Aku sering kesini, kasir itu mungkin mengenaliku"
"Sudah kuduga dia benar benar jalang" Kata salah satu pria berotot ke arahku.
"Jika kau tidak menurut, kita akan kembali ke klinik" Ancam Steve
Aku tau ancamannya benar benar serius, aku tidak punya pilihan lain. "Kumohon jangan kembali ke klinik"
"Kalau begitu pergilah ke toko itu"
Akhirnya aku mengambil uangnya dan memasuki toko dewasa tersebut. Secara sekejap, seluruh pasang mata pria yang ada di dalam toko mengarah padaku. Bagian majalah ada di bagian belakang toko, jadi aku harus berjalan ke belakang. Seluruh mata pria menatapku berjalan. Aku tau mereka pasti menikmati pemandangan ini karena aku juga pernah merasakan.
Aku sudah menemukan majalah playgirl dan mengambilnya kemudian aku berjalan lagi ke kasir. Ketika aku berjalan, ada pria yang memberikan gerakan gerakan mesum yang ditujukan padaku. Wajahku memerah dan aku segera memalingkan wajahku. TIngkahku ini justru membuatnya semakin tertarik padaku dan mendekatiku.
Seorang wanita cantik memasuki toko dewasa tentunya akan membuat pria penasaran. Ditambah lagi wajahku yang memerah dan aku yang terlihat salah tingkah membuatku terlihat semakin feminim. Di matanya, aku pasti terlihat seperti wanita jalang. Aku jadi takut merasakan seluruh pria di ruangan ini pasti memiliki nafsu padaku.
Aku sedikit berlari, berharap kasir itu melayaniku dengan cepat. Ketika aku berlari kecil, dadaku memantul tak terkontrol. Payudaraku ini terasa sangat aneh, sensitif dan membuatku malu.
Ketika aku mencapai konter. AKu mencari dildo dan penjaga toko melihatku sambil tersenyum "Kau sudah sanat nafsu ya sampai lari lari seperti itu?"
"Apa?" Kataku
"Kau sudah tak sabar untuk memasukkan dildo ke dalam vagina mu kan? Kau tau, kau tidak perlu membeli penis tiruan, aku bisa memberimu yang asli." Katanya sambil menggodaku.
Aku tidak mempedulikannya. Deretan dildo dipajang di etalase di dekat kasir. Aku harus meminta pada kasir jika ingin membelinya.
Aku sungguh ingin mati saja saat itu. Tetapi aku harus melewati semua ini jika ingin penisku selamat. Aku terus berusaha meyakinkan diriku "Setidaknya penjaga toko itu tidak mengenaliku" Pikirku.
"Aku ingin majalah ini dan dildo" Kataku sambil sedikit berbisik
"Maaf, Aku tidak dapat mendengarmu" Kata penjaga toko
Dengan emosi, aku membentak "Aku ingin membeli majalah playgirl ini dan satu dildo" Aku dapat merasakan seluruh mata lelaki melihat ke arahku
"Dildo yang mana?" Katanya
"Yang paling besar," Kataku sambil sedikit menunduk malu.
Kemudian aku membayar dan berjalan secepat mungkin meninggalkan toko tersebut dan masuk ke mobil.
Jika kalian melihatku, Aku terlihat seperti wanita biasa. Dan, Aku lebih cantik dari istriku sendiri! Diriku yang dulu tidak akan bisa mendapatkan gadis secantik diriku yang sekarang. Aku yang dulu hanya bisa menghayal tentang wanita cantik. Dulu, aku hanya bisa melihat gadis telanjang yang cantik dengan tubuh yang sempurna di film porno. Aku tidak pernah membayangkan untuk menjadi perempuan bahkan di imajinasi terliarku. Terutama menjadi wanita yang seksi. AKu menyadari bahwa dengan tubuhku yang sekarang, aku dapat menjadi bintang porno yang sensasional. Akan sangat mudah untuk menggoda seluruh pria yang ada. Hal hal tersebut membuatku menangis ketakutan. Aku bukan hanya bersedih, namun benar benar menangis. Aku merasa lebih baik mati. Tetapi apa yang telah dididik orangtuaku selama ini membuatku tidak dapat bunuh diri. AKu tau bunuh diri hanya akan membawaku ke penderitaan di neraka. Jadi aku tidak dapat membunuh diriku sendiri.
Beberapa menit kemudian, istriku kembali dan membawa gaun, pantyhose, dan heels. Dia memintaku untuk memperbaiki make up ku lagi dan aku melakukannya. Aku memakai pantyhose sesuai yang dia minta. Kemudian kupakai gaun pink dan sepatunya. Seminggu yang lalu, aku tidak pernah terbayang akan memakai pakaian perempuan, bahkan sekedar celana perempuan, dan sekarang inilah aku dengan gaun merah muda. Diriku yang sekarang benar benar memiliki tubuh wanita yang sempurna. Istiku kemudian memberiku sepasang anting anting, gelang dan kalung. Ini pertama kalinya aku menyadari bahwa telingaku sudah ditindik. Diriku yang dulu tidak pernah memakai perhiasan kecuali jam tangan. Tetapi sekarang sudah berbeda.
Ketika kami keluar dari kamar mandi, lelaki berotot itu melihatku dengan tersenyum. Bahkan aku melihat salah satu pria itu ereksi. Aku merasa jijik melihat selangkangannya yang tiba tiba menonjol.
"Aku tau kau memandang penis temanku kan?" Kata Steve "APa kau ingin merasakannya?"
"TIDAK!" Teriakku.
Steve tersenyum, "Kau kemarin menyebut istrimu pelacur jalang, sekarang aku memutuskan untuk membuatmu menjadi pelacur jalang juga"
AKu takut dengan apa yang dia katakan. Apa dia berniat membuatku menghisap penis pria berotot itu? Atau lebih buruk lagi dia berniat memotong penisku. AKu rela melakukan apapun demi mempertahankan penisku.
"Kumohon jangan potong penisku."
"Itu tergantung perilakumu, waktunya pergi" Kata Steve
Dua pria berotot menyeretku ke mobil. Rasanya aneh berjalan dengan tubuh baruku ini, dada dan pantatku terasa memantul. Sarah duduk di kursi depan disamping Steve yang menyetir mobil.
Setelah beberapa menit berjalan, kami sampai di sebuah toko dewasa yang biasa kudatangi di jam makan siang ketika kerja. Steve menoleh ke arahku dan memberiku uang.
"Pergilah ke toko itu, dan beli dildo paling besar dan majalah playgirl," Kata Steve
Aku tidak percaya dia memintaku melakukan itu. Itu berlebihan. "Aku tidak bisa," Kataku ketakutan "Aku sering kesini, kasir itu mungkin mengenaliku"
"Sudah kuduga dia benar benar jalang" Kata salah satu pria berotot ke arahku.
"Jika kau tidak menurut, kita akan kembali ke klinik" Ancam Steve
Aku tau ancamannya benar benar serius, aku tidak punya pilihan lain. "Kumohon jangan kembali ke klinik"
"Kalau begitu pergilah ke toko itu"
Akhirnya aku mengambil uangnya dan memasuki toko dewasa tersebut. Secara sekejap, seluruh pasang mata pria yang ada di dalam toko mengarah padaku. Bagian majalah ada di bagian belakang toko, jadi aku harus berjalan ke belakang. Seluruh mata pria menatapku berjalan. Aku tau mereka pasti menikmati pemandangan ini karena aku juga pernah merasakan.
Aku sudah menemukan majalah playgirl dan mengambilnya kemudian aku berjalan lagi ke kasir. Ketika aku berjalan, ada pria yang memberikan gerakan gerakan mesum yang ditujukan padaku. Wajahku memerah dan aku segera memalingkan wajahku. TIngkahku ini justru membuatnya semakin tertarik padaku dan mendekatiku.
Seorang wanita cantik memasuki toko dewasa tentunya akan membuat pria penasaran. Ditambah lagi wajahku yang memerah dan aku yang terlihat salah tingkah membuatku terlihat semakin feminim. Di matanya, aku pasti terlihat seperti wanita jalang. Aku jadi takut merasakan seluruh pria di ruangan ini pasti memiliki nafsu padaku.
Aku sedikit berlari, berharap kasir itu melayaniku dengan cepat. Ketika aku berlari kecil, dadaku memantul tak terkontrol. Payudaraku ini terasa sangat aneh, sensitif dan membuatku malu.
Ketika aku mencapai konter. AKu mencari dildo dan penjaga toko melihatku sambil tersenyum "Kau sudah sanat nafsu ya sampai lari lari seperti itu?"
"Apa?" Kataku
"Kau sudah tak sabar untuk memasukkan dildo ke dalam vagina mu kan? Kau tau, kau tidak perlu membeli penis tiruan, aku bisa memberimu yang asli." Katanya sambil menggodaku.
Aku tidak mempedulikannya. Deretan dildo dipajang di etalase di dekat kasir. Aku harus meminta pada kasir jika ingin membelinya.
Aku sungguh ingin mati saja saat itu. Tetapi aku harus melewati semua ini jika ingin penisku selamat. Aku terus berusaha meyakinkan diriku "Setidaknya penjaga toko itu tidak mengenaliku" Pikirku.
"Aku ingin majalah ini dan dildo" Kataku sambil sedikit berbisik
"Maaf, Aku tidak dapat mendengarmu" Kata penjaga toko
Dengan emosi, aku membentak "Aku ingin membeli majalah playgirl ini dan satu dildo" Aku dapat merasakan seluruh mata lelaki melihat ke arahku
"Dildo yang mana?" Katanya
"Yang paling besar," Kataku sambil sedikit menunduk malu.
Kemudian aku membayar dan berjalan secepat mungkin meninggalkan toko tersebut dan masuk ke mobil.
Senin, 13 November 2017
Kamis, 09 November 2017
Berawal dari istriku, kemudian diriku (part 3)
"Siapa? Aku?" Tanyaku.
Steve memukul perutku. "Mulai sekarang, turuti perintahku tanpa banyak omong, mengerti?"
Aku mengangguk. Ini gila. Tetapi memakai celana dalam sarah jauh lebih baik dibanding harus merasakan pukulan lagi. Meskipun sekarang aku benar benar kehilangan segala kehormatanku sebagai laki-laki. Diriku yang dulu tidak akan pernah memakai celana dalam wanita. Aku memakai celana dalam bermotif bunga itu, aku merasa lucu dan wajahku memerah.
"Pakai bra nya dan juga seragam maid itu," Kata Steve.
Kali ini aku menurutinya tanpa berkata apapun. Menggunakan dan mempermalukan istriku tidaklah cukup bagi bajingan ini, mereka ingin mempermalukanku juga. Aku sangat marah kali ini. Aku mulai memikirkan berbagai cara untuk mengakhiri semua ini dan cara menghubungi polisi.
"Terlihat ada yang aneh" Kata steve "Tidak ada payudaranya, kita perlu melakukan sesuatu dengan dadanya nanti"
Aku tidak mengerti apa yang dia maksud, tetapi aku tidak berani bertanya apa-apa. Aku akan berakting seolah aku sudah menyerah, ketika mereka lengah, aku akan kabur dan balas dendam. Ya itu rencanaku.
"Pakai high heels itu."
Lagi-lagi aku hanya bisa menuruti perintahnya. Aku memakai high heels itu dan membuatku sulit berdiri. Melihatku kesulitan, Sarah membantuku untuk berjalan dan mengajariku cara beradaptasi dengan sepatu sialan ini. Dengan bantuan Sarah, aku menjadi cepat terbiasa dengan sepatu ini. Mereka terlihat terhibur. Istriku kemudian mengajariku gerakan-gerakan yang feminim. Aku merasa sangat malu dan marah sekaligus. Steve memerintahku untuk memperhatikan dan mempraktekkan semua yang diajarkan oleh Sarah atau dia akan memukuliku lagi. Aku menurut. Setelah beberapa jam mempraktekkan gerakan-gerakan feminim, Steve berkata kalau aku melakukannya dengan baik. Aku merasa lega.
"Sekarang perbaiki wajah pelacur ini" Steve memerintah istriku. Lalu sarah menuntunku ke meja rias dan merapikan alisku. Hal ini membuatku khawatir, karena ini permanen dan akan sulit disembunyikan nantinya. Tetapi ada dua pria besar di belakangku sehingga aku hanya bisa pasrah. Sarah mengajariku untuk memakai make up. Aku memakai foundation, lalu mascara, lipstick dan lainnya sesuai instruksi dari Sarah. Lalu aku mengoleskan cat kuku warna merah ke kuku tangan dan kakiku. Selanjutnya istriku mengatur rambutku yang panjang menjadi lebih feminim.
Steve menyodoriku sebuah dokumen dan memintaku menandatanganinya. Dia berkata kalau dokumen itu adalah kesepakatan kalau dia memiliki kebebasan untuk melakukan apapun padaku. Jika aku menolak menandatanganinya, orang orang itu akan memukuliku lagi, maka aku terpaksa menandatanganinya sebelum itu terjadi. Meskipun dokumen itu resmi, aku hanya perlu menceritakan pada polisi nanti apa yang sebenarnya terjadi.
"Hey jalang, berbaringlah dan bentangkan kakimu." Kata steve pada istriku. dan Sarah menurutinya. "Kau menyebut istrimu pelacur dan wanita jalang. Kini akan kutunjukkan betapa jalangnya istrimu. Kau berdirilah di pojok sana dan lihatlah istrimu baik baik"
Ketiga pria itu lalu melakukan gangbang pada istriku. Sarah terlihat sangan menikmatinya. Dia tidak pernah mendesah seperti itu ketika berhubungan seks denganku. Dan aku hanya berdiri disini memakai pakaian maid dan high heels melihatnya diperkosa tiga laki-laki tanpa dapat melawan sedikitpun, aku benar-benar banci.
Setelah mereka meng gangbang istriku, salah satu pria itu keluar ruangan dan mengambil wadah. wadah itu berisi sesuatu berwarna putih di dalamnya. Dia memberikan wadah itu pada sarah lalu meletakkannya di lantai. Sarah terlihat seperti akan pipis ke wadah itu. Tetapi ternyata bukan urin yang keluar, tetapi sperma tiga laki laki itu yang perlahan menetes dari vagina nya ke wadah itu. Setelah selesai, salah satu pria itu menutupnya dan membawanya kembali keluar ruangan.
Steve berkata, "Semoga kau menikmati pertunjukannya." Kemudian steve terlihat berbisik pada mereka.
"Ayo," kata Steve. Lalu kedua orang berotot itu memegangku dan menarikku keluar ruangan. Kemudian mereka menyeretku ke pintu depan. Kukira mereka akan mengusirku.
"Mana pakaianku?" Kataku.
Mereka tidak mempedulikan omonganku dan terus menyeretku keluar rumah.
'Setidaknya aku akan bebas, dan aku akan menuju kantor polisi' Pikirku 'Tidak, aku harus ganti baju dulu baru menemui polisi'
Tetapi ketika diluar rumah, mereka tetap tidak melepaskanku. Dan mereka menyeretku masuk kedalam van di depan rumah. Beberapa menit kemudian, steve keluar dengan istriku. Dia duduk di depan kemudi, dan istriku di sebelahnya. Dia memakai minidress. Dia berkata pada teman temannya kalau janji sudah dibuat di klinik.
Perkataan steve membuatku takut. Apa maksudnya dengan klinik? Aku ingin protes tetapi perutku masih sakit karena pukulan. Mobilnya sudah berjalan sekitar satu mil lalu berhenti di depan bangunan warna putih. Kedua pria tadi menyeretku lagi memasuki gedung itu. Steve mengikuti dibelakangku dengan menggandeng sarah seperti sepasang kekasih.
Alat-alat di dalam gedung itu seperti di rumah sakit kecil. Aku melihat banyak alat alat operasi dan alat alat yang bisa digunakan untuk menyiksaku. Aku berlutut dan memohon "Steve, kumohon biarkan aku pergi, aku akan melakukan apapun"
seorang pria dengan pakaian putih datang dari ruang sebelah dan berkata "Tidak bisakah kalian diam?"
Steve berkata padaku "Diamlah, tidak akan sesuatu yang buruk terjadi padamu"
"Jadi ini pasiennya?" kata orang dengan pakaian putih tadi, "Lepaskan bajumu."
Aku menurutinya dengan senang hati. Bagiku lebih baik telanjang dibanding harus memakai pakaian wanita.
"Berbaringlah telungkup di kasur" Kata pria itu.
Sebelum aku bergerak, dua pria kekar itu mengangkatku dan meletakkanku di kasur dan menahanku. Aku telungkup dan tidak dapat melihat apa-apa. Aku memohon lagi agar mereka tidak menyiksaku. Kemudian aku merasakan suntikan di pantatku dan berangsur-angsur aku kehilangan kesadaranku. Awalnya aku lega karena mereka tidak akan menyiksaku, tetapi kemudian aku takut, apa yang akan mereka lakukan padaku? Sejujurnya aku takut diperkosa, lalu kesadaranku mulai hilang dan aku tidur nyenyak.
Ketika aku terbangun, aku merasa ada sesuatu yang tidak biasa di dadaku, rasanya lebih berat dari biasanya. AKu melihat ke bawah dan melihat dadaku yang besar! Aku kaget, mereka memberi payudara padaku! Yang lebih parah, dadaku sekarang lebih besar daripada istriku! Aku tidak tau lagi harus berbuat apa. Aku hanya menutup mataku dan berharap semua ini hanya mimpi. Tetapi ketika aku membuka mataku lagi, tidak ada yang berubah, masih ada payudara besar di dadaku. Akhirnya aku menggerakkan tanganku untuk meraba gundukan daging di dadaku ini, aku terkejut merasakan betapa sensitifnya dadaku sekarang. Puting di dadaku langsung mengeras setelah kusentuh. Aku makin frustasi.
Kemudian aku menyadari hal lain. Suaraku berubah! Suaraku sekarang menjadi lebih tinggi dan feminim layaknya seorang perempuan. Aku langsung menggerakkan tanganku dan menutup mulutku, aku makin kaget ketika menyentuh bibirku dan merasakan kalau bibirku sekarang menjadi lebih berisi.
"Bibirmu sekarang sudah berbentuk sempurna untuk menghisap penis," Kata Steve sambil berjalan memasuki ruanganku.
"Kau berengsek," Kataku dengan suara baruku. Rasa takut muncul di pikiranku. Apa lagi yang mereka lakukan padaku? Lalu satu hal yang langsung kupikirkan, aku langsung memegang selangkanganku. Aku sedikit tenang merasakan penis dan testisku masih seperti semula. Setidaknya payudara ini masih bisa dihilangkan dengan operasi. Tapi aku tidak yakin dapat mengembalikan penis seperti semula jika sudah dipotong habis.
"Kau akan segera pulih dalam seminggu," Kata steve. "Dokter memberimu payudara, dan mengencangkan pantatmu menjadi lebih seksi, mengubah nada suaramu dan sedikit perubahan pada wajahmu menjadi lebih feminim." "Ditambah lagi ada dua kapsul khusus yang diletakkan di dalam tubuhmu untuk memproduksi hormon perempuan dalam skala besar seumur hidupmu."
Aku takut.
"Aku tau apa yang kau pikirkan sekarang," Kata steve lagi. "Bagaimana aku membayar semua ini?" "Jangan takut, aku meminjamkan semua biayanya" "Kau akan segera membayarnya setelah rumahmu terjual, karena kau tidak membutuhkannya lagi." "Kau dan istrimu akan menjadi mainan bagi kelompokku dan akan hidup seterusnya di markas kami." "Menyenangkan bukan?"
Segala ucapan yang keluar dari mulutnya membuatku takut, aku tidak bisa melakukan apapun kecuali menangis.
Dua pria berotot dan Sarah istriku datang memasuki ruanganku. Salah satu pria itu mendekatiku dan memukulku.
"Berterimakasihlah," Kata Steve
"Apa?" Kataku
"Berterimakasihlah padaku karena telah memberimu kehidupan yang baru, atau kau mau mendapat sedikit hukuman lagi?"
Aku terpaksa mengatakan terimakasih atas apa yang telah mereka lakukan padaku/
"Ngomong-ngomong, aku masih mengijinkanmu memiliki testis dan penis kecilmu itu untuk sekarang," Kata Steve, "Tetapi jika kau tidak menuruti apa yang kuperintahkan, maka kau akan kembali ke klinik ini, mengerti?"
Aku hanya mengangguk dengan ketakutan.
Istriku membantuku bangkit dari kasur. Aku sangat lemas. TUbuh baruku terasa aneh bagiku. Sarah menuntunku ke kamar mandi dan memintaku untuk berendam. Aku menyadari bahwa tidak ada lagi rambut di badanku, mungkin efek dari hormon yang mereka berikan. Setelah selesai, istriku memintaku untuk memakai sepasang bra dan celana dalam merah muda dan aku hanya bisa menurut tanpa mengeluh. Kemudian aku diminta untuk memakai make up. Aku memakai make up tanpa dibantu. Akhirnya istriku merapikan rambutku. Flash back ke beberapa bulan yang lalu, aku memiliki istri dan pekerjaan terhebat di dunia. Tetapi sekarang...
Steve memukul perutku. "Mulai sekarang, turuti perintahku tanpa banyak omong, mengerti?"
Aku mengangguk. Ini gila. Tetapi memakai celana dalam sarah jauh lebih baik dibanding harus merasakan pukulan lagi. Meskipun sekarang aku benar benar kehilangan segala kehormatanku sebagai laki-laki. Diriku yang dulu tidak akan pernah memakai celana dalam wanita. Aku memakai celana dalam bermotif bunga itu, aku merasa lucu dan wajahku memerah.
"Pakai bra nya dan juga seragam maid itu," Kata Steve.
Kali ini aku menurutinya tanpa berkata apapun. Menggunakan dan mempermalukan istriku tidaklah cukup bagi bajingan ini, mereka ingin mempermalukanku juga. Aku sangat marah kali ini. Aku mulai memikirkan berbagai cara untuk mengakhiri semua ini dan cara menghubungi polisi.
"Terlihat ada yang aneh" Kata steve "Tidak ada payudaranya, kita perlu melakukan sesuatu dengan dadanya nanti"
Aku tidak mengerti apa yang dia maksud, tetapi aku tidak berani bertanya apa-apa. Aku akan berakting seolah aku sudah menyerah, ketika mereka lengah, aku akan kabur dan balas dendam. Ya itu rencanaku.
"Pakai high heels itu."
Lagi-lagi aku hanya bisa menuruti perintahnya. Aku memakai high heels itu dan membuatku sulit berdiri. Melihatku kesulitan, Sarah membantuku untuk berjalan dan mengajariku cara beradaptasi dengan sepatu sialan ini. Dengan bantuan Sarah, aku menjadi cepat terbiasa dengan sepatu ini. Mereka terlihat terhibur. Istriku kemudian mengajariku gerakan-gerakan yang feminim. Aku merasa sangat malu dan marah sekaligus. Steve memerintahku untuk memperhatikan dan mempraktekkan semua yang diajarkan oleh Sarah atau dia akan memukuliku lagi. Aku menurut. Setelah beberapa jam mempraktekkan gerakan-gerakan feminim, Steve berkata kalau aku melakukannya dengan baik. Aku merasa lega.
"Sekarang perbaiki wajah pelacur ini" Steve memerintah istriku. Lalu sarah menuntunku ke meja rias dan merapikan alisku. Hal ini membuatku khawatir, karena ini permanen dan akan sulit disembunyikan nantinya. Tetapi ada dua pria besar di belakangku sehingga aku hanya bisa pasrah. Sarah mengajariku untuk memakai make up. Aku memakai foundation, lalu mascara, lipstick dan lainnya sesuai instruksi dari Sarah. Lalu aku mengoleskan cat kuku warna merah ke kuku tangan dan kakiku. Selanjutnya istriku mengatur rambutku yang panjang menjadi lebih feminim.
Steve menyodoriku sebuah dokumen dan memintaku menandatanganinya. Dia berkata kalau dokumen itu adalah kesepakatan kalau dia memiliki kebebasan untuk melakukan apapun padaku. Jika aku menolak menandatanganinya, orang orang itu akan memukuliku lagi, maka aku terpaksa menandatanganinya sebelum itu terjadi. Meskipun dokumen itu resmi, aku hanya perlu menceritakan pada polisi nanti apa yang sebenarnya terjadi.
"Hey jalang, berbaringlah dan bentangkan kakimu." Kata steve pada istriku. dan Sarah menurutinya. "Kau menyebut istrimu pelacur dan wanita jalang. Kini akan kutunjukkan betapa jalangnya istrimu. Kau berdirilah di pojok sana dan lihatlah istrimu baik baik"
Ketiga pria itu lalu melakukan gangbang pada istriku. Sarah terlihat sangan menikmatinya. Dia tidak pernah mendesah seperti itu ketika berhubungan seks denganku. Dan aku hanya berdiri disini memakai pakaian maid dan high heels melihatnya diperkosa tiga laki-laki tanpa dapat melawan sedikitpun, aku benar-benar banci.
Setelah mereka meng gangbang istriku, salah satu pria itu keluar ruangan dan mengambil wadah. wadah itu berisi sesuatu berwarna putih di dalamnya. Dia memberikan wadah itu pada sarah lalu meletakkannya di lantai. Sarah terlihat seperti akan pipis ke wadah itu. Tetapi ternyata bukan urin yang keluar, tetapi sperma tiga laki laki itu yang perlahan menetes dari vagina nya ke wadah itu. Setelah selesai, salah satu pria itu menutupnya dan membawanya kembali keluar ruangan.
Steve berkata, "Semoga kau menikmati pertunjukannya." Kemudian steve terlihat berbisik pada mereka.
"Ayo," kata Steve. Lalu kedua orang berotot itu memegangku dan menarikku keluar ruangan. Kemudian mereka menyeretku ke pintu depan. Kukira mereka akan mengusirku.
"Mana pakaianku?" Kataku.
Mereka tidak mempedulikan omonganku dan terus menyeretku keluar rumah.
'Setidaknya aku akan bebas, dan aku akan menuju kantor polisi' Pikirku 'Tidak, aku harus ganti baju dulu baru menemui polisi'
Tetapi ketika diluar rumah, mereka tetap tidak melepaskanku. Dan mereka menyeretku masuk kedalam van di depan rumah. Beberapa menit kemudian, steve keluar dengan istriku. Dia duduk di depan kemudi, dan istriku di sebelahnya. Dia memakai minidress. Dia berkata pada teman temannya kalau janji sudah dibuat di klinik.
Perkataan steve membuatku takut. Apa maksudnya dengan klinik? Aku ingin protes tetapi perutku masih sakit karena pukulan. Mobilnya sudah berjalan sekitar satu mil lalu berhenti di depan bangunan warna putih. Kedua pria tadi menyeretku lagi memasuki gedung itu. Steve mengikuti dibelakangku dengan menggandeng sarah seperti sepasang kekasih.
Alat-alat di dalam gedung itu seperti di rumah sakit kecil. Aku melihat banyak alat alat operasi dan alat alat yang bisa digunakan untuk menyiksaku. Aku berlutut dan memohon "Steve, kumohon biarkan aku pergi, aku akan melakukan apapun"
seorang pria dengan pakaian putih datang dari ruang sebelah dan berkata "Tidak bisakah kalian diam?"
Steve berkata padaku "Diamlah, tidak akan sesuatu yang buruk terjadi padamu"
"Jadi ini pasiennya?" kata orang dengan pakaian putih tadi, "Lepaskan bajumu."
Aku menurutinya dengan senang hati. Bagiku lebih baik telanjang dibanding harus memakai pakaian wanita.
"Berbaringlah telungkup di kasur" Kata pria itu.
Sebelum aku bergerak, dua pria kekar itu mengangkatku dan meletakkanku di kasur dan menahanku. Aku telungkup dan tidak dapat melihat apa-apa. Aku memohon lagi agar mereka tidak menyiksaku. Kemudian aku merasakan suntikan di pantatku dan berangsur-angsur aku kehilangan kesadaranku. Awalnya aku lega karena mereka tidak akan menyiksaku, tetapi kemudian aku takut, apa yang akan mereka lakukan padaku? Sejujurnya aku takut diperkosa, lalu kesadaranku mulai hilang dan aku tidur nyenyak.
Ketika aku terbangun, aku merasa ada sesuatu yang tidak biasa di dadaku, rasanya lebih berat dari biasanya. AKu melihat ke bawah dan melihat dadaku yang besar! Aku kaget, mereka memberi payudara padaku! Yang lebih parah, dadaku sekarang lebih besar daripada istriku! Aku tidak tau lagi harus berbuat apa. Aku hanya menutup mataku dan berharap semua ini hanya mimpi. Tetapi ketika aku membuka mataku lagi, tidak ada yang berubah, masih ada payudara besar di dadaku. Akhirnya aku menggerakkan tanganku untuk meraba gundukan daging di dadaku ini, aku terkejut merasakan betapa sensitifnya dadaku sekarang. Puting di dadaku langsung mengeras setelah kusentuh. Aku makin frustasi.
Kemudian aku menyadari hal lain. Suaraku berubah! Suaraku sekarang menjadi lebih tinggi dan feminim layaknya seorang perempuan. Aku langsung menggerakkan tanganku dan menutup mulutku, aku makin kaget ketika menyentuh bibirku dan merasakan kalau bibirku sekarang menjadi lebih berisi.
"Bibirmu sekarang sudah berbentuk sempurna untuk menghisap penis," Kata Steve sambil berjalan memasuki ruanganku.
"Kau berengsek," Kataku dengan suara baruku. Rasa takut muncul di pikiranku. Apa lagi yang mereka lakukan padaku? Lalu satu hal yang langsung kupikirkan, aku langsung memegang selangkanganku. Aku sedikit tenang merasakan penis dan testisku masih seperti semula. Setidaknya payudara ini masih bisa dihilangkan dengan operasi. Tapi aku tidak yakin dapat mengembalikan penis seperti semula jika sudah dipotong habis.
"Kau akan segera pulih dalam seminggu," Kata steve. "Dokter memberimu payudara, dan mengencangkan pantatmu menjadi lebih seksi, mengubah nada suaramu dan sedikit perubahan pada wajahmu menjadi lebih feminim." "Ditambah lagi ada dua kapsul khusus yang diletakkan di dalam tubuhmu untuk memproduksi hormon perempuan dalam skala besar seumur hidupmu."
Aku takut.
"Aku tau apa yang kau pikirkan sekarang," Kata steve lagi. "Bagaimana aku membayar semua ini?" "Jangan takut, aku meminjamkan semua biayanya" "Kau akan segera membayarnya setelah rumahmu terjual, karena kau tidak membutuhkannya lagi." "Kau dan istrimu akan menjadi mainan bagi kelompokku dan akan hidup seterusnya di markas kami." "Menyenangkan bukan?"
Segala ucapan yang keluar dari mulutnya membuatku takut, aku tidak bisa melakukan apapun kecuali menangis.
Dua pria berotot dan Sarah istriku datang memasuki ruanganku. Salah satu pria itu mendekatiku dan memukulku.
"Berterimakasihlah," Kata Steve
"Apa?" Kataku
"Berterimakasihlah padaku karena telah memberimu kehidupan yang baru, atau kau mau mendapat sedikit hukuman lagi?"
Aku terpaksa mengatakan terimakasih atas apa yang telah mereka lakukan padaku/
"Ngomong-ngomong, aku masih mengijinkanmu memiliki testis dan penis kecilmu itu untuk sekarang," Kata Steve, "Tetapi jika kau tidak menuruti apa yang kuperintahkan, maka kau akan kembali ke klinik ini, mengerti?"
Aku hanya mengangguk dengan ketakutan.
Istriku membantuku bangkit dari kasur. Aku sangat lemas. TUbuh baruku terasa aneh bagiku. Sarah menuntunku ke kamar mandi dan memintaku untuk berendam. Aku menyadari bahwa tidak ada lagi rambut di badanku, mungkin efek dari hormon yang mereka berikan. Setelah selesai, istriku memintaku untuk memakai sepasang bra dan celana dalam merah muda dan aku hanya bisa menurut tanpa mengeluh. Kemudian aku diminta untuk memakai make up. Aku memakai make up tanpa dibantu. Akhirnya istriku merapikan rambutku. Flash back ke beberapa bulan yang lalu, aku memiliki istri dan pekerjaan terhebat di dunia. Tetapi sekarang...
Kamis, 02 November 2017
Berawal dari istriku, kemudian diriku (part 2)
"Apa itu Bill dengan John?," Kata pria itu.
Aku mendorong istriku kesamping dengan kasar dan menghampiri pria itu.
"Apa yang kau lakukan pada istriku, brengsek!" Aku berteriak, lalu aku berlari mendekatinya dan aku sudah ancang ancang untuk memukulnya. Ketika aku berhadapan dengannya, dia hanya menatapku dengan senyum lalu memukul perutku dengan kuat. Aku langsung terjatuh.
"Bangunlah pecundang," Kata orang itu.
Aku bangun tetapi tidak bisa apa-apa. Aku takut. Aku tidak dapat bergerak. Dia memegang kerah bajuku dan berkata, "Aku telah menyetubuhi istimu, mau apa kau?"
Rasanya aku ingin berkata, "Aku akan membunuhmu." Tapi mulutku seperti membisu. Aku menatapnya dengan penuh rasa takut. Aku tidak tau kenapa tetapi aku hanya berdiri seperti seorang pecundang. Seharusnya aku melawan. Saat itu yang terlintas dikepalaku adalah memori saat masa kecilku dimana aku tidak bisa melawan anak anak nakal yang bertubuh besar. Tetapi ini berbeda, tubuhnya tidak lebih besar dariku, tetapi rasa trauma ini membuatku menjadi lemah. Ingatanku dulu ketika diganggu oleh anak nakal, aku hanya bisa berharap mendapat ampunan, meskipun kemudian ayahku mendidikku menjadi lebih tangguh. Aku tidak pernah lagi menangis, setidaknya hingga hari ini.
Orang itu menertawakanku. "Kau mau apa hah?" dia bertanya. Karena aku tidak menjawab, maka dia kembali tertawa "Sudah kuduga." Bukannya mengampuniku karena kasihan, dia malah kembali memukulku hingga aku pingsan.
Ketika aku terbangun, aku mendapati tubuhku terikat di kursi. Aku telanjang dan kakiku terlentang, kedua kakiku terikat dengan kaki depan kursi yang kududuki. Perutku terikat dengan kursi dan tanganku terikat dibelakang. Istriku berdiri disampingku mengenakan pakaian maid yang tadi. Pria yang memukulku juga ada di ruangan menatapku, tapi kini dia tidak sendiri, ada dua pria dengan tubuh lebih besar dan kekar di sampingnya.
"Apa yang terjadi?" Aku bertanya. "Dimana pakaianku?" Aku malu karena mereka melihat penisku yang kecil, tetapi rasa maluku tidak lebih besar dibanding rasa takutku. "Apa yang akan kalian lakukan padaku?"
"Jadi ini suami si pelacur itu?" kata salah satu pria yang berbadan kekar. "Apa dia membuat masalah, Steve?"
"Tidak, dia banci, dia bahkan tidak melawan sama sekali," Jawab pria yang membuatku pingsan.
Lalu semua pria itu tertawa.
"Kumohon lepaskan aku," Kataku. Aku harus memberi tawaran. Tetapi aku tidak memiliki apapun untuk ditawarkan. Pria yang paling kecil membuatku pingsan dan kini bertambah dua orang yang jauh lebih kekar. Selain itu aku terikat di kursi. Aku benar benar tak berdaya seperti seorang bayi. Telanjang seperti bayi. Kenapa aku ditelanjangi? Apa mereka akan memerkosaku? Aku tidak tahu seberapa mesumnya pria-pria itu. Aku memohon kembali "Kumohon." "Aku tidak akan menyebabkan masalah lagi" Aku tau kalau istriku sedang melihatku. Aku benar-benar dipermalukan didepannya. Bagaimana aku bisa menatap matanya lagi? Apa dia masih menganggapku sebagai laki-laki? Aku berusaha sok tegar. "Dengarkan aku berengsek, lepaskan aku dan aku tidak akan melakukan apapun pada kalian."
Pria berotot yang dari tadi diam bergerak mendekatiku dan menendang perutku. Aku tidak dapat bernafas. Air mataku keluar. Aku berusaha keras agar tidak menangis, tetapi salah satu dari mereka menyadari air mataku.
"Benarkan kataku, dia banci," Kata si pria kecil yang namanya Steve sambil tertawa.
Pria berotot tadi menendang perutku lagi. Dia bahkan tidak memberiku waktu untuk bernafas. saat itu istriku hanya bisa berdiri seperti patung. Dia bahkan tidak membujuk pria-pria itu untuk membiarkanku pergi. Karena aku kesulitan bernafas, yang dapat kukatakan hanyalah "stop."
"Lalu bagaimana?" Kata steve.
"Kumohon." kataku. Meskipun rasa maluku sangat besar, rasa takutku jauh lebih besar. Istriku melihatku dengan tatapan yang seolah merasa jijik. Beraninya dia. Ini semua salahnya. Dia tau kalau aku bukan tandingan mereka. Apa yang harus kulakukan?
"Apa yang akan kau lakukan kalau aku menyuruh temanku ini berhenti menendangmu?" Tanya Steve.
Aku memutar otak. Aku berusaha untuk memberikan jawaban yang licik dan berani. "Aku akan pergi dari sini dan tidak akan memberitahu polisi." Jawabku
"Kurang memuaskan," kata Steve. Dia menganggukkan kepala memberi kode pada salah satu pria kekar tadi. Dan dia langsung menendangku lagi. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Aku bahkan sulit bernafas. Seluruh tubuhku merasakan sakit yang luar biasa. Hidupku terancam. Memalukan atau tidak, yang penting aku harus selamat. Setelah aku berusaha mengambil nafas, aku mengangkat kepalaku dan berkata, "Apa yang kau mau dariku?"
Steve tertawa dan membisikkan sesuatu ke teman-temannya dan kepada istriku. "Katakan pada semuanya betapa bancinya dirimu," katanya. Aku tidak mau, aku tidak bisa melakukannya. Sepanjang hidupku aku menjauhi perilaku banci dan sekarang bajingan ini menyuruhku berkata kalau aku banci. Steve menganggukkan kepalanya lagi memberi kode untuk memukulku. Aku ketakutan. Tanpa berpikir panjang aku berkata, "Aku banci."
Semua orang tertawa, bahkan Sarah juga tertawa. Meskipun aku mencoba mengatur emosiku, aku tetap tidak dapat menahan tangis. Steve terlihat puas dengan yang telah kulakukan. Dia meminta istriku untuk melepakan ikatanku. Setidaknya mimpi buruk ini sudah berakhir. Mereka akan melepaskanku.
Setelah istriku melepas ikatanku, aku mencari pakaianku. Pakaian dalamku, bajuku, dan celana jeans ku berada di dekat kasur di ruangan itu. Aku berjalan ke arah pakaianku, tetapi salah satu pria tadi menghentikanku. Aku menatap Steve dengan heran. "Sudah kukatakan kalau aku tidak akan berulah," Kataku.
"Kau perlu mendapat hukuman karena sifat bancimu itu," kata Steve
Steve menghadap ke Sarah dan berkata, "Bersiaplah untuk mencukur banci ini, sisakan rambut di kepalanya dan alisnya saja." Sarah berjalan keluar kamar. Aku kebingungan. Merasakan tubuhku terikat telanjang di kursi saja sudah cukup aneh. Tetapi ini jauh lebih aneh. Apa yang bajingan ini inginkan dariku? Aku berusaha mengambil bajuku lagi, tetapi pria kekar itu dengan mudah mendorongku.
"Kumohon," Aku berkata sambil ketakutan. "Biarkan aku pergi." "Kau bisa ambil istriku." Dua pria berotot itu memegang kedua tanganku. Aku terjebak. Rasa takut yang sekarang kurasakan adalah yang paling parah seumur hidupku. Seluruh tubuhku terasa lemas. Sambil tersedu, aku bertanya "Apa yang kalian rencanakan padaku?" Tetapi tidak ada yang menjawab.
Istriku muncul kembali, kini dia membawa alat pencukur rambut, krim pencukur, sebaskom air dan handuk. Dia melangkah mendekatiku. Aku mencoba menghindar, tetapi dua pria berotot ini menahanku. Aku memohon pada istriku, tetapi dia tidak peduli dan tetap mendekatiku dengan alat cukur dan krim pencukur.
Steve menatap mataku dan berkata, "Jika kau tidak diam, aku akan memotong penis kecilmu itu."
Aku merasa kalau si berengsek ini benar-benar tega untuk melakukannya. Jadi aku hanya bisa mematuhi perintahnya. Kedua pria tadi melepaskanku dan istriku mencukur rambut di wajah dan tubuhku dan aku hanya bisa berdiri pasrah dengan terhina dan ketakutan. Tidak lama kemudian seluruh rambut di tubuhku hilang.
Setelah seluruh rambutku dicukur, Steve berkata "kau bau, mandi sana." Kalimat ini sepertinya lucu bagi pria-pria di ruangan itu, dan mereka pun tidak dapat menahan tawa. Sedangkan aku, tidak tau sama sekali dimana lucunya.
Istriku menarik tanganku dengan lembut dan menuntunku ke kamar mandi. Tiga pria tadi mengikutiku tetapi tidak ikut masuk ke kamar mandi. Sarah pun menutup pintu kamar mandi.
Ini kesempatan pertamaku dapat berdua dengan Sarah. "Kau harus menolongku," Aku berbisik karena takut pria pria tadi mendengar ucapanku.
"Aku tidak bisa," Katanya.
Jawabannya membuatku sangat marah sampai membuatku lupa kalau didepan pintu ada tiga pria yang bisa mendengar omonganku. "Dasar jalang, apa maksudmu tidak dapat membantuku?"
Sarah terlihat malu akan dirinya sendiri tetapi tidak menjawab pertanyaanku. Dia kemudian menyalakan keran untuk mengisi bak mandi.
"Apa saja yang telah kau lakukan dengan si brengsek itu, dasar wanita murahan." "Jawab aku pelacur." Kataku dengan marah.
Dia tidak membalas. Dia memasukkan sabun merah muda kedalam bak mandi dan membuatnya berbusa.
"Sebaiknya kau segera mandi atau mereka akan menghajarmu lebih parah lagi," Katanya.
Aku jadi takut lagi. Aku tau mereka bisa saja membunuhku atau melakukan hal yang lebih buruk, jadi aku masuk ke dalam bak mandi dan mulai menggosok tubuhku dengan air yang sudah berbusa ini. Aroma sabunnya sangat manis.
"Kukira kau bekerja di kantor," Aku berkata dengan lirih.
"Memang," jawabnya dengan lirih juga. "Aku mencoba lowongan pekerjaan sebagai sekretaris." "Ketika aku wawancara, Steve menanyakan pengalamanku." "Ya kujawab kalau aku adalah ibu rumah tangga dan tidak memiliki pengalaman apapun sebagai sekretaris." "Dia kemudian menatap tubuhku dan bertanya tentang pengalaman seksualku." "Aku dibodohi, tetapi kita butuh uang, jadi kujawab kalau kau adalah satu-satunya pria yang pernah tidur denganku." "Dia tersenyum dan menerimaku menjadi sekretaris." "Awalnya pekerjaanku seperti sekretaris pada umumnya." "Tetapi lama kelamaan, Steve menyuruhku memakai pakaian yang seksi saat bekerja." "Karena saat itu kita butuh uang, jadi aku menerima saja." "Kemudian dia mulai mengajakku untuk berjalan-jalan di akhir pekan bersamanya." "Aku setuju, kau tau kita butuh uang." "Pada satu ketika saat perjalanan dia menggodaku." "Awalnya hanya belaian lalu mulai mencium dan akhirnya kami bercinta."
"Dasar pelacur," Kataku, "Jika aku berhasil keluar dari rumah ini, aku akan segera menceraikanmu" Aku mulai menangis lagi setelah Sarah selesai menceritakan pengalamannya.
"Awalnya aku juga tidak menyukainya. tetapi dia jauh lebih besar daripada milikmu, dan dia tau cara melakukan yang terbaik." "Kaulah satu-satunya pria sebelum dirinya." "Suatu hari aku melakukan kesalahan dengan mengatakan betapa nikmatnya berhubungan seksual dengannya dan betapa kusuka melakukannya." "Inilah awal mulanya aku dipermalukan dan dipaksa bercinta dengan pria lain." " Sepertinya Steve merupakan bagian dari sebuah perkumpulan yang sering mengubah wanita baik-baik menjadi pelacur jalang."
"Kau menuruti semua perintah mereka, dasar pelacur kotor"
Sarah menutup matanya dan memperlihatkan ekspresi nafsu yang tidak pernah kulihat sebelumnya. "Rasanya sungguh nikmat," katanya, "Ini aneh, tetapi aku menikmati jadi perempuan yang tunduk." "Sekarang aku menuruti apapun yang diperintahkan oleh Steve." "Ketika aku bercerita padanya kalau kau mulai impoten, Steve menyuruhku untuk memintamu bercinta lalu mengejekmu."
Aku tidak percaya kalau istriku sendiri telah menghianatiku. Aku bahkan tidak bisa berkata-kata merespon ceritanya.
"Apa yang membuat kalian berdua sangat lama?" Kata Steve dari luar kamar mandi.
"Cepatlah," kata Sarah. Dia memberiku handuk. Lalu aku mengeringkan tubuhku dan terkejut betapa lembut dan mulusnya kulitku sekarang tanpa rambut sehelaipun.
Steve membuka pintu kamar mandi. "Ayolah, kenapa lama sekali." "Keluar sekarang juga."
Kita segera melakukan apa yang dia perintahkan. Steve menanyakan istriku apa yang baru saja terjadi didalam. Dan aku terkejut saat Sarah benar-benar menceritakan semuanya.
"Banci ini memanggilmu apa tadi?" tanya Steve.
"Dia menyebutku pelacur dan jalang," kata Sarah.
"Oh benarkah," Steve tersenyum. "Kalian berdua masuklah ke kamar."
Aku tidak punya lagi kekuatan untuk melawan. Istriku telah benar-benar menghianatiku. Rasanya seperti sudah tidak ada lagi hal yang lebih buruk dari ini. Tetapi aku salah.
Kami menuju kamar seperti yang diperintahkan, dan Steve bersama dua pria berotot tadi mengikuti kami. Tanpa melihat apapun, Steve menyuruh istriku melepas semua bajunya. Diapun menurutinya dan melepaskan semua pakaian maid yang dia pakai dan kemudian melepas celana dalam bermotif bunga, bra dan high heels yang dia kenakan juga. Karena ketakutan, aku tidak berkata dan melakukan apapun.
"Pakai celana dalam itu banci," Kata Steve.
Aku mendorong istriku kesamping dengan kasar dan menghampiri pria itu.
"Apa yang kau lakukan pada istriku, brengsek!" Aku berteriak, lalu aku berlari mendekatinya dan aku sudah ancang ancang untuk memukulnya. Ketika aku berhadapan dengannya, dia hanya menatapku dengan senyum lalu memukul perutku dengan kuat. Aku langsung terjatuh.
"Bangunlah pecundang," Kata orang itu.
Aku bangun tetapi tidak bisa apa-apa. Aku takut. Aku tidak dapat bergerak. Dia memegang kerah bajuku dan berkata, "Aku telah menyetubuhi istimu, mau apa kau?"
Rasanya aku ingin berkata, "Aku akan membunuhmu." Tapi mulutku seperti membisu. Aku menatapnya dengan penuh rasa takut. Aku tidak tau kenapa tetapi aku hanya berdiri seperti seorang pecundang. Seharusnya aku melawan. Saat itu yang terlintas dikepalaku adalah memori saat masa kecilku dimana aku tidak bisa melawan anak anak nakal yang bertubuh besar. Tetapi ini berbeda, tubuhnya tidak lebih besar dariku, tetapi rasa trauma ini membuatku menjadi lemah. Ingatanku dulu ketika diganggu oleh anak nakal, aku hanya bisa berharap mendapat ampunan, meskipun kemudian ayahku mendidikku menjadi lebih tangguh. Aku tidak pernah lagi menangis, setidaknya hingga hari ini.
Orang itu menertawakanku. "Kau mau apa hah?" dia bertanya. Karena aku tidak menjawab, maka dia kembali tertawa "Sudah kuduga." Bukannya mengampuniku karena kasihan, dia malah kembali memukulku hingga aku pingsan.
Ketika aku terbangun, aku mendapati tubuhku terikat di kursi. Aku telanjang dan kakiku terlentang, kedua kakiku terikat dengan kaki depan kursi yang kududuki. Perutku terikat dengan kursi dan tanganku terikat dibelakang. Istriku berdiri disampingku mengenakan pakaian maid yang tadi. Pria yang memukulku juga ada di ruangan menatapku, tapi kini dia tidak sendiri, ada dua pria dengan tubuh lebih besar dan kekar di sampingnya.
"Apa yang terjadi?" Aku bertanya. "Dimana pakaianku?" Aku malu karena mereka melihat penisku yang kecil, tetapi rasa maluku tidak lebih besar dibanding rasa takutku. "Apa yang akan kalian lakukan padaku?"
"Jadi ini suami si pelacur itu?" kata salah satu pria yang berbadan kekar. "Apa dia membuat masalah, Steve?"
"Tidak, dia banci, dia bahkan tidak melawan sama sekali," Jawab pria yang membuatku pingsan.
Lalu semua pria itu tertawa.
"Kumohon lepaskan aku," Kataku. Aku harus memberi tawaran. Tetapi aku tidak memiliki apapun untuk ditawarkan. Pria yang paling kecil membuatku pingsan dan kini bertambah dua orang yang jauh lebih kekar. Selain itu aku terikat di kursi. Aku benar benar tak berdaya seperti seorang bayi. Telanjang seperti bayi. Kenapa aku ditelanjangi? Apa mereka akan memerkosaku? Aku tidak tahu seberapa mesumnya pria-pria itu. Aku memohon kembali "Kumohon." "Aku tidak akan menyebabkan masalah lagi" Aku tau kalau istriku sedang melihatku. Aku benar-benar dipermalukan didepannya. Bagaimana aku bisa menatap matanya lagi? Apa dia masih menganggapku sebagai laki-laki? Aku berusaha sok tegar. "Dengarkan aku berengsek, lepaskan aku dan aku tidak akan melakukan apapun pada kalian."
Pria berotot yang dari tadi diam bergerak mendekatiku dan menendang perutku. Aku tidak dapat bernafas. Air mataku keluar. Aku berusaha keras agar tidak menangis, tetapi salah satu dari mereka menyadari air mataku.
"Benarkan kataku, dia banci," Kata si pria kecil yang namanya Steve sambil tertawa.
Pria berotot tadi menendang perutku lagi. Dia bahkan tidak memberiku waktu untuk bernafas. saat itu istriku hanya bisa berdiri seperti patung. Dia bahkan tidak membujuk pria-pria itu untuk membiarkanku pergi. Karena aku kesulitan bernafas, yang dapat kukatakan hanyalah "stop."
"Lalu bagaimana?" Kata steve.
"Kumohon." kataku. Meskipun rasa maluku sangat besar, rasa takutku jauh lebih besar. Istriku melihatku dengan tatapan yang seolah merasa jijik. Beraninya dia. Ini semua salahnya. Dia tau kalau aku bukan tandingan mereka. Apa yang harus kulakukan?
"Apa yang akan kau lakukan kalau aku menyuruh temanku ini berhenti menendangmu?" Tanya Steve.
Aku memutar otak. Aku berusaha untuk memberikan jawaban yang licik dan berani. "Aku akan pergi dari sini dan tidak akan memberitahu polisi." Jawabku
"Kurang memuaskan," kata Steve. Dia menganggukkan kepala memberi kode pada salah satu pria kekar tadi. Dan dia langsung menendangku lagi. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Aku bahkan sulit bernafas. Seluruh tubuhku merasakan sakit yang luar biasa. Hidupku terancam. Memalukan atau tidak, yang penting aku harus selamat. Setelah aku berusaha mengambil nafas, aku mengangkat kepalaku dan berkata, "Apa yang kau mau dariku?"
Steve tertawa dan membisikkan sesuatu ke teman-temannya dan kepada istriku. "Katakan pada semuanya betapa bancinya dirimu," katanya. Aku tidak mau, aku tidak bisa melakukannya. Sepanjang hidupku aku menjauhi perilaku banci dan sekarang bajingan ini menyuruhku berkata kalau aku banci. Steve menganggukkan kepalanya lagi memberi kode untuk memukulku. Aku ketakutan. Tanpa berpikir panjang aku berkata, "Aku banci."
Semua orang tertawa, bahkan Sarah juga tertawa. Meskipun aku mencoba mengatur emosiku, aku tetap tidak dapat menahan tangis. Steve terlihat puas dengan yang telah kulakukan. Dia meminta istriku untuk melepakan ikatanku. Setidaknya mimpi buruk ini sudah berakhir. Mereka akan melepaskanku.
Setelah istriku melepas ikatanku, aku mencari pakaianku. Pakaian dalamku, bajuku, dan celana jeans ku berada di dekat kasur di ruangan itu. Aku berjalan ke arah pakaianku, tetapi salah satu pria tadi menghentikanku. Aku menatap Steve dengan heran. "Sudah kukatakan kalau aku tidak akan berulah," Kataku.
"Kau perlu mendapat hukuman karena sifat bancimu itu," kata Steve
Steve menghadap ke Sarah dan berkata, "Bersiaplah untuk mencukur banci ini, sisakan rambut di kepalanya dan alisnya saja." Sarah berjalan keluar kamar. Aku kebingungan. Merasakan tubuhku terikat telanjang di kursi saja sudah cukup aneh. Tetapi ini jauh lebih aneh. Apa yang bajingan ini inginkan dariku? Aku berusaha mengambil bajuku lagi, tetapi pria kekar itu dengan mudah mendorongku.
"Kumohon," Aku berkata sambil ketakutan. "Biarkan aku pergi." "Kau bisa ambil istriku." Dua pria berotot itu memegang kedua tanganku. Aku terjebak. Rasa takut yang sekarang kurasakan adalah yang paling parah seumur hidupku. Seluruh tubuhku terasa lemas. Sambil tersedu, aku bertanya "Apa yang kalian rencanakan padaku?" Tetapi tidak ada yang menjawab.
Istriku muncul kembali, kini dia membawa alat pencukur rambut, krim pencukur, sebaskom air dan handuk. Dia melangkah mendekatiku. Aku mencoba menghindar, tetapi dua pria berotot ini menahanku. Aku memohon pada istriku, tetapi dia tidak peduli dan tetap mendekatiku dengan alat cukur dan krim pencukur.
Steve menatap mataku dan berkata, "Jika kau tidak diam, aku akan memotong penis kecilmu itu."
Aku merasa kalau si berengsek ini benar-benar tega untuk melakukannya. Jadi aku hanya bisa mematuhi perintahnya. Kedua pria tadi melepaskanku dan istriku mencukur rambut di wajah dan tubuhku dan aku hanya bisa berdiri pasrah dengan terhina dan ketakutan. Tidak lama kemudian seluruh rambut di tubuhku hilang.
Setelah seluruh rambutku dicukur, Steve berkata "kau bau, mandi sana." Kalimat ini sepertinya lucu bagi pria-pria di ruangan itu, dan mereka pun tidak dapat menahan tawa. Sedangkan aku, tidak tau sama sekali dimana lucunya.
Istriku menarik tanganku dengan lembut dan menuntunku ke kamar mandi. Tiga pria tadi mengikutiku tetapi tidak ikut masuk ke kamar mandi. Sarah pun menutup pintu kamar mandi.
Ini kesempatan pertamaku dapat berdua dengan Sarah. "Kau harus menolongku," Aku berbisik karena takut pria pria tadi mendengar ucapanku.
"Aku tidak bisa," Katanya.
Jawabannya membuatku sangat marah sampai membuatku lupa kalau didepan pintu ada tiga pria yang bisa mendengar omonganku. "Dasar jalang, apa maksudmu tidak dapat membantuku?"
Sarah terlihat malu akan dirinya sendiri tetapi tidak menjawab pertanyaanku. Dia kemudian menyalakan keran untuk mengisi bak mandi.
"Apa saja yang telah kau lakukan dengan si brengsek itu, dasar wanita murahan." "Jawab aku pelacur." Kataku dengan marah.
Dia tidak membalas. Dia memasukkan sabun merah muda kedalam bak mandi dan membuatnya berbusa.
"Sebaiknya kau segera mandi atau mereka akan menghajarmu lebih parah lagi," Katanya.
Aku jadi takut lagi. Aku tau mereka bisa saja membunuhku atau melakukan hal yang lebih buruk, jadi aku masuk ke dalam bak mandi dan mulai menggosok tubuhku dengan air yang sudah berbusa ini. Aroma sabunnya sangat manis.
"Kukira kau bekerja di kantor," Aku berkata dengan lirih.
"Memang," jawabnya dengan lirih juga. "Aku mencoba lowongan pekerjaan sebagai sekretaris." "Ketika aku wawancara, Steve menanyakan pengalamanku." "Ya kujawab kalau aku adalah ibu rumah tangga dan tidak memiliki pengalaman apapun sebagai sekretaris." "Dia kemudian menatap tubuhku dan bertanya tentang pengalaman seksualku." "Aku dibodohi, tetapi kita butuh uang, jadi kujawab kalau kau adalah satu-satunya pria yang pernah tidur denganku." "Dia tersenyum dan menerimaku menjadi sekretaris." "Awalnya pekerjaanku seperti sekretaris pada umumnya." "Tetapi lama kelamaan, Steve menyuruhku memakai pakaian yang seksi saat bekerja." "Karena saat itu kita butuh uang, jadi aku menerima saja." "Kemudian dia mulai mengajakku untuk berjalan-jalan di akhir pekan bersamanya." "Aku setuju, kau tau kita butuh uang." "Pada satu ketika saat perjalanan dia menggodaku." "Awalnya hanya belaian lalu mulai mencium dan akhirnya kami bercinta."
"Dasar pelacur," Kataku, "Jika aku berhasil keluar dari rumah ini, aku akan segera menceraikanmu" Aku mulai menangis lagi setelah Sarah selesai menceritakan pengalamannya.
"Awalnya aku juga tidak menyukainya. tetapi dia jauh lebih besar daripada milikmu, dan dia tau cara melakukan yang terbaik." "Kaulah satu-satunya pria sebelum dirinya." "Suatu hari aku melakukan kesalahan dengan mengatakan betapa nikmatnya berhubungan seksual dengannya dan betapa kusuka melakukannya." "Inilah awal mulanya aku dipermalukan dan dipaksa bercinta dengan pria lain." " Sepertinya Steve merupakan bagian dari sebuah perkumpulan yang sering mengubah wanita baik-baik menjadi pelacur jalang."
"Kau menuruti semua perintah mereka, dasar pelacur kotor"
Sarah menutup matanya dan memperlihatkan ekspresi nafsu yang tidak pernah kulihat sebelumnya. "Rasanya sungguh nikmat," katanya, "Ini aneh, tetapi aku menikmati jadi perempuan yang tunduk." "Sekarang aku menuruti apapun yang diperintahkan oleh Steve." "Ketika aku bercerita padanya kalau kau mulai impoten, Steve menyuruhku untuk memintamu bercinta lalu mengejekmu."
Aku tidak percaya kalau istriku sendiri telah menghianatiku. Aku bahkan tidak bisa berkata-kata merespon ceritanya.
"Apa yang membuat kalian berdua sangat lama?" Kata Steve dari luar kamar mandi.
"Cepatlah," kata Sarah. Dia memberiku handuk. Lalu aku mengeringkan tubuhku dan terkejut betapa lembut dan mulusnya kulitku sekarang tanpa rambut sehelaipun.
Steve membuka pintu kamar mandi. "Ayolah, kenapa lama sekali." "Keluar sekarang juga."
Kita segera melakukan apa yang dia perintahkan. Steve menanyakan istriku apa yang baru saja terjadi didalam. Dan aku terkejut saat Sarah benar-benar menceritakan semuanya.
"Banci ini memanggilmu apa tadi?" tanya Steve.
"Dia menyebutku pelacur dan jalang," kata Sarah.
"Oh benarkah," Steve tersenyum. "Kalian berdua masuklah ke kamar."
Aku tidak punya lagi kekuatan untuk melawan. Istriku telah benar-benar menghianatiku. Rasanya seperti sudah tidak ada lagi hal yang lebih buruk dari ini. Tetapi aku salah.
Kami menuju kamar seperti yang diperintahkan, dan Steve bersama dua pria berotot tadi mengikuti kami. Tanpa melihat apapun, Steve menyuruh istriku melepas semua bajunya. Diapun menurutinya dan melepaskan semua pakaian maid yang dia pakai dan kemudian melepas celana dalam bermotif bunga, bra dan high heels yang dia kenakan juga. Karena ketakutan, aku tidak berkata dan melakukan apapun.
"Pakai celana dalam itu banci," Kata Steve.
Kamis, 26 Oktober 2017
Bermula dari istriku, kemudian diriku (part 1)
original story by: Angela J.
Sebenarnya aku tidak ingin mengingat-ingat masa laluku, tapi karena aku diminta untuk menuliskan kisah hidupku, maka selamat menikmati.
Aku dibesarkan di sebuah tempat yang biasa-biasa saja di Texas. Memiliki orangtua yang menyayangiku membuat masa kecilku terasa bahagia. Sebenarnya beberapa orang bilang kalau aku agak dimanja oleh orang tuaku. Jika dipikir-pikir ada benarnya juga sih, aku adalah satu satunya anak yang memiliki sepeda di sekitar komplek. Meskipun aku tidak terlalu jago olahraga, teman temanku selalu mengajakku bermain dengan mereka, karena aku yang memiliki berbagai macam bola. Aku memiliki hampir seluruh benda favorit anak laki-laki.
Kedua orangtuaku seperti pasangan suami-istri pada umumnya. Ayahku pejabat eksekutif di sebuah perusahaan besar yang mendapat gaji cukup besar. Aku tidak bilang kalau kami orang kaya, tetapi bisa dibilang menengah keatas. Ibuku merupakan ibu rumah tangga yang luar biasa. Kemampuan memasaknya terkenal di seluruh komplek, dan rumah kami selalu bersih berkat ibuku yang rajin. Kedua orangtuaku religius dan mendidikku untuk memiliki moral yang baik. Aku dididik untuk menjadi laki-laki yang maskulin, bahkan aku tidak diperbolehkan memasak dan membersihkan rumah.
Beberapa anak memperlakukanku dengan buruk. Tetapi itu bukan karena sifatku yang menjengkelkan, memang sifat mereka yang seperti itu pada siapapun. Ayahku menyuruhku untuk belajar membela diri sendiri. Tubuhku tergolong kecil untuk anak seusiaku. Suatu hari aku menangis saat pulang ke rumah setelah aku dipukul oleh anak nakal di dekat rumah. Ayahku terlihat kecewa padaku dan menyuruhku untuk jangan pernah menangis lagi. Bahkan dia mengancam kalau sekali lagi melihatku menangis maka dia tidak akan mengakuiku sebagai anaknya. Sejak saat itu aku menjadi anak yang tangguh dan tidak pernah menangis lagi. Kata orang, ayahku galak tetapi aku tau kalau dia hanya ingin yang terbaik untukku. Dan aku berterima kasih pada ayahku karena berhasil membuatku menjadi laki-laki tangguh.
Ayahku ingin aku meneruskan jejaknya dengan melanjutkan kuliah dan mendapat pekerjaan sebagai eksekutif di perusahaan besar. Tetapi itu tidak pernah terwujud. Aku tidak sepintar ayahku, aku hanyalah siswa yang biasa saja. Sehingga ketika aku lulus sekolah, aku mengecewakan ayahku karena memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah. Sebenarnya itu karena aku tidak diterima di universitas.
Menurutku, aku tidak benar-benar gagal. Setelah aku lulus sekolah, aku mulai bekerja di restoran untuk menjadi pelayan. Semakin lama, aku semakin dekat dengan pemilik restoran itu dan diangakat menjadi manajer. Aku mendapat gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhkanku. Tetapi, Semua itu belum sempurna tanpa adanya istri. Aku belum pernah berhubungan seks dengan siapapun. Karena aku dididik dengan religius, aku mencari perempuan baik-baik untuk menjadi istriku. Aku ingin istriku memiliki moral yang sama denganku.
Awalnya aku kesulitan mencari istri idaman. Kebanyakan gadis yang kutemui adalah femi-nazi, pelacur, atau bahkan keduanya. Semua gadis menganggapku monster pencari perawan. Masalah lainnya adalah, banyak gadis yang tidak ingin meninggalkan karir untuk menikahi manajer restoran, sedangkan aku ingin istri yang seperti ibuku. Aku hampir menyerah untuk mencari wanita idamanku yang bersedia menjadi ibu rumah tangga dan aku hampir berpikiran untuk mencari wanita karir saja.
Tiba-tiba mimpiku jadi kenyataan. Aku bertemu dengan Sarah ketika dua tahun tiga bulan setelah aku lulus dari sekolah. Meskipun Sarah tiga tahun lebih tua dariku, dia memiliki moral dan perilaku yang sangat baik. Dia memiliki segalanya yang aku inginkan dari seorang wanita. Dia ingin menjadi ibu rumah tangga dan tidak tertarik pada karir. Tetapi yang terpenting adalah, dia masih perawan. Tidak lama kemudian, kami menikah. Awalnya semua terasa menyenangkan. Dia bahagia dengan pekerjaan rumah dan aku punya pekerjaan yang bagus sebagai manajer restoran. Tetapi kemudian semuanya berubah.
Pemilik restoran tempatku bekerja tiba-tiba menjual restorannya. Pemilik yang baru memiliki pandangan yang tinggi terhadap pendidikan. Meskipun aku memiliki dua tahun pengalaman bekerja di restoran itu dan setahun pengalaman menjadi manajer, pemilik baru itu berpikiran kalau seluruh manajernya harus lulusan kuliah. Aku diberi pilihan olehnya untuk turun jabatan menjadi pelayan atau keluar. Aku sangat marah, saat itu aku ingin memukul mukanya. Tentu saja aku memilih untuk keluar. Kau mungkin menganggap itu bodoh, tetapi bayangkan posisiku. Pemilik baru itu seakan menginjak martabatku sebagai laki-laki, maka apa yang harus kulakukan?
Aku mencari pekerjaan lain tetapi hanya dapat menemukan pekerjaan dengan gaji yang sedikit. Akhirnya aku bekerja di gudang penyimpanan. Bertugas untuk mengangkat kotak sekitar 25kg berkali-kali bukanlah hal yang mudah bagiku. Punggungku selalu sakit setelah selesai bekerja, tetapi aku tidak akan menyerah. Pekerja lain terlihat kuat dan tidak pernah mengeluh. Aku harus membuktikan kalau aku kuat dan aku bagian dari mereka agar mereka tidak memandangku sebelah mata. Agar terlihat keren, aku memanjangkan rambutku. Dengan rambut baruku, aku terlihat seperti preman, dan juga terlihat lebih garang.
Dengan pekerjaan baruku ini, gaji yang kudapat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanku dan istriku. Kurasa aku bisa mendapat gaji lebih tinggi jika aku menjadi sekretaris atau sejenisnya. Akhirnya orangtuaku turut membantu finansialku, aku merasa malu karena tidak bisa mandiri. Tetapi inipun tidak bertahan lama.
Ayahku pensiun dan hanya mendapat tunjangan pensiun. Tiba-tiba ibuku sakit dan tunjangan ayahku harus digunakan untuk pengobatan sehingga orangtuaku tidak lagi dapat membantu finansialku. Aku harus melakukan sesuatu.
Saat makan malam aku bicara pada istriku. Dia dengan sukarela akan mencari pekerjaan. Tentu aku tidak setuju, tetapi dia bersikeras bahwa tidak ada cara lain. Istriku yang biasanya penurut, kini memaksakan pendapatnya dan tidak menuruti perintahku. Akhirnya akupun mengijinkan istriku untuk mencari kerja.
Hanya beberapa hari setelah mencari kerja, istriku memberitahu kalau dia diterima menjadi sekretaris di pusat kota. Kami merasa tenang karena akan segera mendapat pemasukan tambahan dari gaji istriku. Aku menjadi merasa gagal menjadi suami, tetapi aku meyakinkan diriku sendiri kalau ini hanya sementara. Aku akan segera menemukan pekerjaan dengan gaji yang cukup untuk menghidupi kami berdua agar istriku bisa berhenti menjadi sekretaris. Aku juga senang karena istriku mau mencari pekerjaan demi menghidupi kami berdua.
Tetapi kebahagiaanku hanya berlangsung sebentar. Sarah mulai bekerja lebih dan lebih lama. Terkadang harus melakukan perjalanan bisnis di akhir pekan. Dan parahnya, di malam hari ketika dia pulang, dia menolah untuk melakukan tugas sebagai istri. Dia benar-benar tidak mau memasak dan membersihkan rumah bahkan gairah seksnya juga menurun.
Suatu malam aku merasa ingin berhubungan seks. "Kau adalah istriku, kau seharusnya mengurus pekerjaan rumah dan memuaskanku di ranjang," Aku bilang.
Tetapi dia menolak, dengan dalih sudah terlalu lelah. Aku sangat marah padanya dan memaksanya untuk menghisap penisku. Biasanya dia sangat ahli fellatio, sekarang dia tidak mau melakukan apapun padaku. Aku menjadi semakin marah. Aku menarik penisku dari mulutnya dan aku memegangnya dengan agak kasar lalu aku memasukkan penisku ke alat kelaminnya. Tetapi ini juga tidak memuaskan. Dia hanya berbaring dan tidak melakukan apapun untuk memuaskanku. Ekspresi wajahnya menjadi sedih dan membuatku "lemas". Dengan terpaksa aku menarik kembali penisku.
Sejak hari itu aku tidak dapat ereksi didepan istriku. Ketika dia menyadarinya dia mulai memintaku untuk memuaskannya di ranjang. Dia terlihat tertawak mengejek ketika melihatku kesulitan memuaskannya. Aku merasa sangat terhina. Aku berusaha keras untuk konsentrasi, tetapi setiap aku hampir ereksi, aku mengingat ekspresi sedihnya dan gagal. Aku ingin berhubungan seksual dengan istriku tetapi gairah seksualku tidak dapat mucul darinya.
Bagaimanapun juga, aku tetap butuh kepuasan seksual, karena aku tidak mendapat dari istriku, aku membutuhkan sumber lain untuk memuaskanku. Namun, aku tidak ingin berselingkuh. Aku juga berpikiran kalau tidak ada wanita lain yang mau denganku. Memangnya siapa yang mau dengan pecundang dengan uang pas pasan sepertiku. Akan berbeda cerita jika aku memiliki tubuh yang gagah, tetapi aku memiliki tubuh yang kecil dan tidak menarik bagi perempuan. Selain itu, belum tentu juga aku dapat bergairah jika dengan wanita lain. Sehingga ketika waktu makan siang, aku pergi ke toko video dewasa dan onani di bioskop private. Aku merasa sangat bersalah karena onani setiap hari. Tapi apa yang bisa kulakukan. Aku laki-laki, aku butuh sesuatu untuk menyalurkan nafsuku. Istriku tiba-tiba menghinaku dengan sadis karena tidak dapat memuaskannya. Inilah satu-satunya cara agar aku tidak selingkuh.
Kemudian keadaan menjadi semakin buruk. Kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan. Kini aku hanya memiliki istriku. Tetapi apakah aku benar benar memilikinya? Cinta antara diriku dan dia sepertinya sudah lenyap. Kemudian hal yang aneh mulai terjadi. Istriku mulai berpakaian makin provokatif dan seksi saat berangkat bekerja. Dia memakai rok mini, kemeja yang terbuka dan make up tebal. Penampilannya sungguh tidak normal untuk bekerja di kantor. Aku mulai curiga kalau dia memiliki kekasih selain diriku. Aku harus mencari tahu tetapi hubungan kami sudah terlalu buruk pada saat itu. Sehingga aku lebih memilih untuk menyuruhnya berhenti bekerja. Aku bilang padanya kalau asuransi dari orangtuaku cukup untuk menghidupi kami berdua, tetapi dia tetap berkata tidak. Bukan, dia bukan bilang "tidak" dia bilang "Tidak bisa". Apa artinya ini?
Di dalam hatiku, aku tau apa artinya itu tetapi aku menyangkalnya karena aku tidak dapat menerima kenyataan kalau dia memiliki kekasih lain. Aku sangat takut pada jawabannya, hingga aku tidak berani beertanya tentang kebiasaan berpakaiannya ketika berangkat bekerja.
Meskipun demikian, aku tetap tidak dapat tak acuh sepenuhnya. Pada satu titik aku sangat penasaran dengan apa yang terjadi padanya. Sehingga pada satu hari, aku memutuskan untuk mengikutinya ke tempat kerja. Aku keluar rumah berpura-pura berangkat kerja tetapi kembali kerumah dengan sembunyi-sembunyi. Aku tidak tahu tempat kerjanya sehingga aku menunggunya berangkat dan akan mengikutinya.
Dia keluar rumah menggunakan minidress yang sangat pendek berbahan karet latex. meskipun menutup sampai ke leher tetapi pakaian itu sangat ketat.
"Dasar perempuan jalang," Pikirku.
Dia masuk ke Toyota Tercel miliknya dan mulai menyetir. Aku mengikutinya tetapi tetap menjaga jarak agar tidak ketahuan. Dia tidak menyetir ke pusat kota tetapi malah ke daerah pinggiran. Lalu aku yakin kalau dia selingkuh dariku.
"Pelacur itu akan membayar semua ini," Pikirku lagi.
Istriku parkir di depan rumah dua lantai. Dia keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah. Aku berniat menunggu di mobil setengah jam. Aku ingin memergokinya ketika sedang beraksi. Ketika menunggu di mobil, aku berkata sendiri.
"Perempuan jalang itu," "Dasar pelacur, setelah semua yang kulakukan untuknya" "Ini caranya balas budi." "Aku akan membunuhnya." "Aku akan mempermalukannya dan menghajar bajingan yang berhubungan seks dengannya" "Dia akan memohon padaku untuk memaafkannya, tetapi aku akan meludahi wajahnya dan menceraikannya" "Dia akan menangis dan aku akan tertawa" "Aku anak menikmati tangisannya"
Tiba-tiba amarahku muncul semua. Ayahku, ibuku, pekerjaanku, istriku, semua telah hilang. Aku sendiri. Untuk pertama kalinya aku menangis setelah diperingatkan oleh ayahku. Pesan ayahku untuk tidak menangis tiba-tiba terlintas di pikiranku dan membuatku semakin sedih. Apa yang terjadi padaku? Apa ini salahnya. Dia adalah satu-satunya yang kumiliki. Aku tidak punya keluarga dan teman lagi. Dan dia berselingkuh dariku. "Beraninya wanita jalang itu memperlakukanku seperti ini," Aku bergumam. Aku berhenti menangis dan mengusap air mataku.
Meskipun aku berencana untuk menunggu setengah jam di luar, akhirnya aku hanya dapat menahan sepuluh menit saja. Emosiku meluap dan aku tidak dapat berpikir logis. Saat aku keluar dari mobil, aku menangis lagi. Aku berjalan ke pintu depan rumah itu. Aku mengusap air mataku lagi. Sambil berharap dapat memergoki istriku saat sedang beraksi, aku mencoba membuka pintu tanpa mengetuk, tetapi ternyata pintunya terkunci.
Lalu aku mengetuk pintunya sambil marah dan frustasi. Tiba-tiba ada seorang wanita berpakaian maid membukakan pintu.
"Sarah" Betapa kagetnya aku ketika melihat istriku memakai pakaian maid dengan renda di lengannya. Dia juga memakai high heels dan apron hitam mengkilap. Yang paling parah adalah, bagian atas dari pakaiannya terbuka kebawah dan payudaranya terlihat jelas. Aku benar-benar speechless melihat penampilan istriku.
Tiba-tiba seorang pria keluar dari ruangan.
Sebenarnya aku tidak ingin mengingat-ingat masa laluku, tapi karena aku diminta untuk menuliskan kisah hidupku, maka selamat menikmati.
Aku dibesarkan di sebuah tempat yang biasa-biasa saja di Texas. Memiliki orangtua yang menyayangiku membuat masa kecilku terasa bahagia. Sebenarnya beberapa orang bilang kalau aku agak dimanja oleh orang tuaku. Jika dipikir-pikir ada benarnya juga sih, aku adalah satu satunya anak yang memiliki sepeda di sekitar komplek. Meskipun aku tidak terlalu jago olahraga, teman temanku selalu mengajakku bermain dengan mereka, karena aku yang memiliki berbagai macam bola. Aku memiliki hampir seluruh benda favorit anak laki-laki.
Kedua orangtuaku seperti pasangan suami-istri pada umumnya. Ayahku pejabat eksekutif di sebuah perusahaan besar yang mendapat gaji cukup besar. Aku tidak bilang kalau kami orang kaya, tetapi bisa dibilang menengah keatas. Ibuku merupakan ibu rumah tangga yang luar biasa. Kemampuan memasaknya terkenal di seluruh komplek, dan rumah kami selalu bersih berkat ibuku yang rajin. Kedua orangtuaku religius dan mendidikku untuk memiliki moral yang baik. Aku dididik untuk menjadi laki-laki yang maskulin, bahkan aku tidak diperbolehkan memasak dan membersihkan rumah.
Beberapa anak memperlakukanku dengan buruk. Tetapi itu bukan karena sifatku yang menjengkelkan, memang sifat mereka yang seperti itu pada siapapun. Ayahku menyuruhku untuk belajar membela diri sendiri. Tubuhku tergolong kecil untuk anak seusiaku. Suatu hari aku menangis saat pulang ke rumah setelah aku dipukul oleh anak nakal di dekat rumah. Ayahku terlihat kecewa padaku dan menyuruhku untuk jangan pernah menangis lagi. Bahkan dia mengancam kalau sekali lagi melihatku menangis maka dia tidak akan mengakuiku sebagai anaknya. Sejak saat itu aku menjadi anak yang tangguh dan tidak pernah menangis lagi. Kata orang, ayahku galak tetapi aku tau kalau dia hanya ingin yang terbaik untukku. Dan aku berterima kasih pada ayahku karena berhasil membuatku menjadi laki-laki tangguh.
Ayahku ingin aku meneruskan jejaknya dengan melanjutkan kuliah dan mendapat pekerjaan sebagai eksekutif di perusahaan besar. Tetapi itu tidak pernah terwujud. Aku tidak sepintar ayahku, aku hanyalah siswa yang biasa saja. Sehingga ketika aku lulus sekolah, aku mengecewakan ayahku karena memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah. Sebenarnya itu karena aku tidak diterima di universitas.
Menurutku, aku tidak benar-benar gagal. Setelah aku lulus sekolah, aku mulai bekerja di restoran untuk menjadi pelayan. Semakin lama, aku semakin dekat dengan pemilik restoran itu dan diangakat menjadi manajer. Aku mendapat gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhkanku. Tetapi, Semua itu belum sempurna tanpa adanya istri. Aku belum pernah berhubungan seks dengan siapapun. Karena aku dididik dengan religius, aku mencari perempuan baik-baik untuk menjadi istriku. Aku ingin istriku memiliki moral yang sama denganku.
Awalnya aku kesulitan mencari istri idaman. Kebanyakan gadis yang kutemui adalah femi-nazi, pelacur, atau bahkan keduanya. Semua gadis menganggapku monster pencari perawan. Masalah lainnya adalah, banyak gadis yang tidak ingin meninggalkan karir untuk menikahi manajer restoran, sedangkan aku ingin istri yang seperti ibuku. Aku hampir menyerah untuk mencari wanita idamanku yang bersedia menjadi ibu rumah tangga dan aku hampir berpikiran untuk mencari wanita karir saja.
Tiba-tiba mimpiku jadi kenyataan. Aku bertemu dengan Sarah ketika dua tahun tiga bulan setelah aku lulus dari sekolah. Meskipun Sarah tiga tahun lebih tua dariku, dia memiliki moral dan perilaku yang sangat baik. Dia memiliki segalanya yang aku inginkan dari seorang wanita. Dia ingin menjadi ibu rumah tangga dan tidak tertarik pada karir. Tetapi yang terpenting adalah, dia masih perawan. Tidak lama kemudian, kami menikah. Awalnya semua terasa menyenangkan. Dia bahagia dengan pekerjaan rumah dan aku punya pekerjaan yang bagus sebagai manajer restoran. Tetapi kemudian semuanya berubah.
Pemilik restoran tempatku bekerja tiba-tiba menjual restorannya. Pemilik yang baru memiliki pandangan yang tinggi terhadap pendidikan. Meskipun aku memiliki dua tahun pengalaman bekerja di restoran itu dan setahun pengalaman menjadi manajer, pemilik baru itu berpikiran kalau seluruh manajernya harus lulusan kuliah. Aku diberi pilihan olehnya untuk turun jabatan menjadi pelayan atau keluar. Aku sangat marah, saat itu aku ingin memukul mukanya. Tentu saja aku memilih untuk keluar. Kau mungkin menganggap itu bodoh, tetapi bayangkan posisiku. Pemilik baru itu seakan menginjak martabatku sebagai laki-laki, maka apa yang harus kulakukan?
Aku mencari pekerjaan lain tetapi hanya dapat menemukan pekerjaan dengan gaji yang sedikit. Akhirnya aku bekerja di gudang penyimpanan. Bertugas untuk mengangkat kotak sekitar 25kg berkali-kali bukanlah hal yang mudah bagiku. Punggungku selalu sakit setelah selesai bekerja, tetapi aku tidak akan menyerah. Pekerja lain terlihat kuat dan tidak pernah mengeluh. Aku harus membuktikan kalau aku kuat dan aku bagian dari mereka agar mereka tidak memandangku sebelah mata. Agar terlihat keren, aku memanjangkan rambutku. Dengan rambut baruku, aku terlihat seperti preman, dan juga terlihat lebih garang.
Dengan pekerjaan baruku ini, gaji yang kudapat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanku dan istriku. Kurasa aku bisa mendapat gaji lebih tinggi jika aku menjadi sekretaris atau sejenisnya. Akhirnya orangtuaku turut membantu finansialku, aku merasa malu karena tidak bisa mandiri. Tetapi inipun tidak bertahan lama.
Ayahku pensiun dan hanya mendapat tunjangan pensiun. Tiba-tiba ibuku sakit dan tunjangan ayahku harus digunakan untuk pengobatan sehingga orangtuaku tidak lagi dapat membantu finansialku. Aku harus melakukan sesuatu.
Saat makan malam aku bicara pada istriku. Dia dengan sukarela akan mencari pekerjaan. Tentu aku tidak setuju, tetapi dia bersikeras bahwa tidak ada cara lain. Istriku yang biasanya penurut, kini memaksakan pendapatnya dan tidak menuruti perintahku. Akhirnya akupun mengijinkan istriku untuk mencari kerja.
Hanya beberapa hari setelah mencari kerja, istriku memberitahu kalau dia diterima menjadi sekretaris di pusat kota. Kami merasa tenang karena akan segera mendapat pemasukan tambahan dari gaji istriku. Aku menjadi merasa gagal menjadi suami, tetapi aku meyakinkan diriku sendiri kalau ini hanya sementara. Aku akan segera menemukan pekerjaan dengan gaji yang cukup untuk menghidupi kami berdua agar istriku bisa berhenti menjadi sekretaris. Aku juga senang karena istriku mau mencari pekerjaan demi menghidupi kami berdua.
Tetapi kebahagiaanku hanya berlangsung sebentar. Sarah mulai bekerja lebih dan lebih lama. Terkadang harus melakukan perjalanan bisnis di akhir pekan. Dan parahnya, di malam hari ketika dia pulang, dia menolah untuk melakukan tugas sebagai istri. Dia benar-benar tidak mau memasak dan membersihkan rumah bahkan gairah seksnya juga menurun.
Suatu malam aku merasa ingin berhubungan seks. "Kau adalah istriku, kau seharusnya mengurus pekerjaan rumah dan memuaskanku di ranjang," Aku bilang.
Tetapi dia menolak, dengan dalih sudah terlalu lelah. Aku sangat marah padanya dan memaksanya untuk menghisap penisku. Biasanya dia sangat ahli fellatio, sekarang dia tidak mau melakukan apapun padaku. Aku menjadi semakin marah. Aku menarik penisku dari mulutnya dan aku memegangnya dengan agak kasar lalu aku memasukkan penisku ke alat kelaminnya. Tetapi ini juga tidak memuaskan. Dia hanya berbaring dan tidak melakukan apapun untuk memuaskanku. Ekspresi wajahnya menjadi sedih dan membuatku "lemas". Dengan terpaksa aku menarik kembali penisku.
Sejak hari itu aku tidak dapat ereksi didepan istriku. Ketika dia menyadarinya dia mulai memintaku untuk memuaskannya di ranjang. Dia terlihat tertawak mengejek ketika melihatku kesulitan memuaskannya. Aku merasa sangat terhina. Aku berusaha keras untuk konsentrasi, tetapi setiap aku hampir ereksi, aku mengingat ekspresi sedihnya dan gagal. Aku ingin berhubungan seksual dengan istriku tetapi gairah seksualku tidak dapat mucul darinya.
Bagaimanapun juga, aku tetap butuh kepuasan seksual, karena aku tidak mendapat dari istriku, aku membutuhkan sumber lain untuk memuaskanku. Namun, aku tidak ingin berselingkuh. Aku juga berpikiran kalau tidak ada wanita lain yang mau denganku. Memangnya siapa yang mau dengan pecundang dengan uang pas pasan sepertiku. Akan berbeda cerita jika aku memiliki tubuh yang gagah, tetapi aku memiliki tubuh yang kecil dan tidak menarik bagi perempuan. Selain itu, belum tentu juga aku dapat bergairah jika dengan wanita lain. Sehingga ketika waktu makan siang, aku pergi ke toko video dewasa dan onani di bioskop private. Aku merasa sangat bersalah karena onani setiap hari. Tapi apa yang bisa kulakukan. Aku laki-laki, aku butuh sesuatu untuk menyalurkan nafsuku. Istriku tiba-tiba menghinaku dengan sadis karena tidak dapat memuaskannya. Inilah satu-satunya cara agar aku tidak selingkuh.
Kemudian keadaan menjadi semakin buruk. Kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan. Kini aku hanya memiliki istriku. Tetapi apakah aku benar benar memilikinya? Cinta antara diriku dan dia sepertinya sudah lenyap. Kemudian hal yang aneh mulai terjadi. Istriku mulai berpakaian makin provokatif dan seksi saat berangkat bekerja. Dia memakai rok mini, kemeja yang terbuka dan make up tebal. Penampilannya sungguh tidak normal untuk bekerja di kantor. Aku mulai curiga kalau dia memiliki kekasih selain diriku. Aku harus mencari tahu tetapi hubungan kami sudah terlalu buruk pada saat itu. Sehingga aku lebih memilih untuk menyuruhnya berhenti bekerja. Aku bilang padanya kalau asuransi dari orangtuaku cukup untuk menghidupi kami berdua, tetapi dia tetap berkata tidak. Bukan, dia bukan bilang "tidak" dia bilang "Tidak bisa". Apa artinya ini?
Di dalam hatiku, aku tau apa artinya itu tetapi aku menyangkalnya karena aku tidak dapat menerima kenyataan kalau dia memiliki kekasih lain. Aku sangat takut pada jawabannya, hingga aku tidak berani beertanya tentang kebiasaan berpakaiannya ketika berangkat bekerja.
Meskipun demikian, aku tetap tidak dapat tak acuh sepenuhnya. Pada satu titik aku sangat penasaran dengan apa yang terjadi padanya. Sehingga pada satu hari, aku memutuskan untuk mengikutinya ke tempat kerja. Aku keluar rumah berpura-pura berangkat kerja tetapi kembali kerumah dengan sembunyi-sembunyi. Aku tidak tahu tempat kerjanya sehingga aku menunggunya berangkat dan akan mengikutinya.
Dia keluar rumah menggunakan minidress yang sangat pendek berbahan karet latex. meskipun menutup sampai ke leher tetapi pakaian itu sangat ketat.
"Dasar perempuan jalang," Pikirku.
Dia masuk ke Toyota Tercel miliknya dan mulai menyetir. Aku mengikutinya tetapi tetap menjaga jarak agar tidak ketahuan. Dia tidak menyetir ke pusat kota tetapi malah ke daerah pinggiran. Lalu aku yakin kalau dia selingkuh dariku.
"Pelacur itu akan membayar semua ini," Pikirku lagi.
Istriku parkir di depan rumah dua lantai. Dia keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah. Aku berniat menunggu di mobil setengah jam. Aku ingin memergokinya ketika sedang beraksi. Ketika menunggu di mobil, aku berkata sendiri.
"Perempuan jalang itu," "Dasar pelacur, setelah semua yang kulakukan untuknya" "Ini caranya balas budi." "Aku akan membunuhnya." "Aku akan mempermalukannya dan menghajar bajingan yang berhubungan seks dengannya" "Dia akan memohon padaku untuk memaafkannya, tetapi aku akan meludahi wajahnya dan menceraikannya" "Dia akan menangis dan aku akan tertawa" "Aku anak menikmati tangisannya"
Tiba-tiba amarahku muncul semua. Ayahku, ibuku, pekerjaanku, istriku, semua telah hilang. Aku sendiri. Untuk pertama kalinya aku menangis setelah diperingatkan oleh ayahku. Pesan ayahku untuk tidak menangis tiba-tiba terlintas di pikiranku dan membuatku semakin sedih. Apa yang terjadi padaku? Apa ini salahnya. Dia adalah satu-satunya yang kumiliki. Aku tidak punya keluarga dan teman lagi. Dan dia berselingkuh dariku. "Beraninya wanita jalang itu memperlakukanku seperti ini," Aku bergumam. Aku berhenti menangis dan mengusap air mataku.
Meskipun aku berencana untuk menunggu setengah jam di luar, akhirnya aku hanya dapat menahan sepuluh menit saja. Emosiku meluap dan aku tidak dapat berpikir logis. Saat aku keluar dari mobil, aku menangis lagi. Aku berjalan ke pintu depan rumah itu. Aku mengusap air mataku lagi. Sambil berharap dapat memergoki istriku saat sedang beraksi, aku mencoba membuka pintu tanpa mengetuk, tetapi ternyata pintunya terkunci.
Lalu aku mengetuk pintunya sambil marah dan frustasi. Tiba-tiba ada seorang wanita berpakaian maid membukakan pintu.
"Sarah" Betapa kagetnya aku ketika melihat istriku memakai pakaian maid dengan renda di lengannya. Dia juga memakai high heels dan apron hitam mengkilap. Yang paling parah adalah, bagian atas dari pakaiannya terbuka kebawah dan payudaranya terlihat jelas. Aku benar-benar speechless melihat penampilan istriku.
Tiba-tiba seorang pria keluar dari ruangan.
Selasa, 06 Juni 2017
Aku dan Istriku
BTW, cerita ini aku buat versi panjangnya juga, perlu di post juga atau gak usah ya? Jawab di kolom komen ya :)
Minggu, 21 Mei 2017
Kamis, 18 Mei 2017
Rabu, 17 Mei 2017
Sabtu, 06 Mei 2017
Sabtu, 25 Februari 2017
Sabtu, 18 Februari 2017
Rabu, 15 Februari 2017
Jumat, 10 Februari 2017
Jumat, 03 Februari 2017
Rabu, 25 Januari 2017
Jumat, 20 Januari 2017
Jumat, 13 Januari 2017
Selasa, 10 Januari 2017
Minggu, 08 Januari 2017
Jumat, 06 Januari 2017
Langganan:
Postingan (Atom)